Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Pengguna Internet Masih Butuh Huruf Digital

Mayoritas pengguna internet di Indonesia tergolong masih butuh huruf secara digital sehingga kurang dapat memanfaatkan potgensi penuh dari internet.
President Director dan CEO IndosatM2 Hari Sukmono menegaskan hal itu saat memberi kuliah tamu di Theater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (18/3/2019)/Istimewa
President Director dan CEO IndosatM2 Hari Sukmono menegaskan hal itu saat memberi kuliah tamu di Theater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (18/3/2019)/Istimewa

Bisnis.com,  MALANG—Mayoritas pengguna internet di Indonesia tergolong masih butuh huruf secara digital sehingga kurang dapat memanfaatkan potgensi penuh dari internet.

President Director dan CEO IndosatM2 Hari Sukmono menegaskan hal itu saat memberi kuliah tamu di Theater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (18/3/2019).

“Karena itulah,  literasi digital harus dicanangkan karena sebagian besar pengguna internet di Indonesia masih buta huruf secara digital untuk mendapatkan potensi penuh dari Internet,” katanya.

Kemajuan teknologi yang cepat, kata dia,  perlu diimbangi oleh kecerdasan pengguna. Pengguna harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi keandalan sumber online dan memerangi berita palsu, tipuan, dan diskriminasi online.

Internet, menurut dia, telah mengubah dunia yang manusia tempati saat ini, termasuk mengubah cara kita bekerja. Lebih jauh lagi, literasi digital sangat penting untuk pekerjaan di masa depan.

“Tak kalah penting, dalam literasi digital, pengguna internet perlu memahami pentingnya melindungi informasi pribadi dan detil pribadi agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Literasi digital terdiri dari tiga aktivitas, yakni menemukan, mengevaluasi dan mengonsumsi konten digital; membuat konten digital; serta berkomunikasi atau membagikannya.

Dalam pengertian lain yakni kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis.

Dekan Fakultas Teknik UMM  Ahmad Mubin mengatakan belum juga usai Revolusi Industri 4.0, dunia mulai dihadapkan dengan Revolusi Industri 5.0 atau era masyarakat cerdas (smart society).

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, menurut dia, juga harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era ini. Smart University tidak hanya menunjang proses belajar-mengajar, tapi juga mendukung decision support system (DSS) yang membantu seorang pimpinan membuat keputusan.

“Karena semakin luas rentang kendali para pimpinan, tentu dibutuhkan waktu dan pengambilan keputusan yang sangat cepat,” katanya.

Sistem ini akan sangat membantu dan perkembangan dunia di luar kampus juga teramat cepat, sehingga kita juga harus melakukan penyesuaian.

Kerjasama UMM dan Indosat, kata dia, meliputi dukungan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan vokasi dengan menyediakan tenaga pengajar. Juga pembangunan dan peningkatan infrastruktur jaringan ICT (Information and Communication Technologies), penyusunan kurikulum pendidikan vokasi, penyiapan tempat praktik kerja lapangan/pemagangan; penyediaan supervisor dan tugas akhir, penyediaan laboratorium, serta pengembangan IPTEK dan Sains.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper