Bisnis.com, SURABAYA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memperkirakan sektor industri manufaktur di Jatim tahun ini masih bisa tumbuh 7% - 7,5% seiring dengan adanya potensi perputaran uang di momen pemilihan umum maupun hari raya keagamaan.
Tim Ahli Kadin Jatim, Jamhadi mengatakan berkaca pada momen pilkada tahun lalu, di Jatim terdapat uang yang beredar sekitar Rp800 miliar dari APBD yang cukup berpotensi menggerakkan berbagai sektor usaha di sekitarnya.
“Begitu juga dengan pesta demokrasi tahun ini, walaupun ada Pilpres dan pemilihan dewan, akan ada Rp24,8 triliun uang yang beredar di seluruh Indonesia, di situ pula ada bisnis-bisnis yang akan tumbuh misalnya percetakan, penyiaran, dan logistik,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (13/2/2019).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat pada kuartal IV tahun lalu kinerja produksi industri manufaktur skala besar dan sedang di Jatim juga mengalami pertumbuhan yang positif, yakni mampu mencapai 7,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan manufaktur skala mikro dan kecil cuma bisa tumbuh 4,11% dibandingkan periode yang sama 2017. Pertumbuhan manufaktur skala mikro dan kecil selama semester II/2018 itu pun sempat mengalami kontraksi.
Pada kuartal III produksi manufaktur mikro dan kecil ini turun 1,93% dibandingkan kuartal II, dan pada kuartal IV produksinya turun 5,44% dibandingkan kuartal III.
Menurut Jamhadi, selama ini industri skala mikro dan kecil atau yang biasa disebut UMKM ini tidak kurang dalam mendapat pembinaan dari Pemprov Jatim.
Namun, lanjutnya, pemerintah masih perlu membuat strategi lain yakni dengan membuat kelompok industri per sektor dan menentukan standar masing-masing sektor agar lebih fokus dalam pembinaan.
“Misalnya ada klaster industri makanan minuman, lalu industri fashion, kerajinan, masing-masing dibuatkan standarisasi, dibuatkan SNI nya, spesifikasinya dan dimodali oleh pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UMKM,” jelasnya.
Jamhadi menambahkan, sebenarnya UMKM merupakan usaha yang paling bisa bertahan di tengah terpaan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong lagi sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap perekonomian Jatim ini agar mampu membuat produk yang berkualitas dan kompetitif.
“Tugasnya pemerintah dan Kadin nanti yang akan mencari pasar,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel