Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian ESDM Menyerahkan Bantuan Sumur Bor di Blitar dan Jombang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyerahkan sumur bor di daerah sulit air di Blitar dan Jombang ke masyarakat, Rabu (13/2/2019).
Kepala Dinas Perumahan dan Pengembangan Permukiman Kabupaten Blitar Agus Santoso (dua dari kanan), Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi (tengah) dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Jombang A. Jufri (dua dari kiri) menggunting pita menandai peresmian fasilitas sumur bor di Desa Sidomulyo, Kec. Bakung, Blitar, Rabu (13/2/2019)/Bisnis-Miftahul Ulum
Kepala Dinas Perumahan dan Pengembangan Permukiman Kabupaten Blitar Agus Santoso (dua dari kanan), Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi (tengah) dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Jombang A. Jufri (dua dari kiri) menggunting pita menandai peresmian fasilitas sumur bor di Desa Sidomulyo, Kec. Bakung, Blitar, Rabu (13/2/2019)/Bisnis-Miftahul Ulum
Bisnis.com, BLITAR - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyerahkan sumur bor di daerah sulit air di Blitar dan Jombang ke masyarakat, Rabu (13/2/2019).
Seremonial penyerahan dilakukan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama perwakilan Pemda Blitar dan Jombang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Sebagai gambaran Desa Sidomulyo merupakan kawasan pegunungan karst Blitar selatan yang selama ini dikenal sulit air. Warga biasa membeli air satu tangki 5.000 liter seharga Rp300.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu ada sumur bersama dan sungai alam yang biasa dijadikan sumber air bersih. Namun, lokasinya jauh dan sulit dijangkau dan terkadang kering saat kemarau mencapai puncaknya. Sebagian rumah warga juga tersambung jaringan perpipaan air bersih, namun seringkali pasokannya tidak stabil.
Topografi di Sidomulyo menyebabkan Badan Geologi Kementerian ESDM harus mengebor sedalam 130 meter untuk mendapatkan air. Sumber air yang ditemukan mampu menghasilkan debit air 1 liter per detik.
Air tersebut diangkat pompa selam 3 PK yang digerakkan genset 10 Kva dan ditampung bak berkapasitas 5.000 liter.
Agus Cahyono Adi mengatakan Kementerian ESDM memang menggulirkan program energi berkeadilan. Salah satunya memetakan cekungan air, termasuk di selatan Jawa yang memiliki struktur sulit.
"Anggaran membangun diarahkan ke program yang bisa langsung dirasakan masyarakat, salah satunya sumur bor," jelasnya dalam sambutan penyerahan sumur bor, Rabu.
Namun demikian, lokasi sulit memang menyebabkan sumber yang ditemukan tidak serta merta menghasilkan air berlimpah, seperti di Sidomulyo.
"Debit air kurang memuaskan sebenarnya meski yang ditemukan sungai bawah tanah. Sehingga caranya jangan sedot  terus-terusan. Diberi jeda," harapnya di hadapan sekitar 50 tamu undangan warga sekitar.
Secara nasional, Kementerian ESDM telah membangun 2.288 sumur bor sampai akhir 2018 tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun lalu, sebanyak 506 unit sumur telah dibangun dan tahun ini ditargetkan 650 unit terbangun.
Sumur terbangun mampu menyediakan 144,4 juta meter kubik/tahun, melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa di 33 provinsi dan 312 kabupaten.
Adapun di Blitar sumur bor yang telah dibangun Badan Geologi Kementerian ESDM sampai akhir 2018 sebanyak 8 unit dan di Jombang 4 unit. Fasilitas di Blitar melayani 20.000 jiwa dan di Jombang 11.000 jiwa.
Kepala Desa Sidomulyo Kasuwin berterima kasih kepada pemerintah atas pembangunan sumur bor.
"Air bagi warga sangat berharga," katanya dalam kesempatan yang sama.
Kepala Dinas Perumahan dan Pengembangan Permukiman Kabupaten Blitar Agus Santoso mengatakan pemerintah daerah berterima kasih atas dibangunnya sumur bor dan rumah pompa. Semoga ini bisa membantu mengatasi daerah sulit air di Blitar.
"Target penyediaan air bagi masyarakat sampai 2019 bisa 100% air aman. Realisasi di Blitar 78%. Kendalanya, Blitar bukan daerah cekungan air tanah makanya langka," katanya di lokasi yang sama.
Agus berharap bantuan pemerintah bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Caranya  dengan turut menjaga dan merawat melalui iuran lingkungan.
"Ini perlu perlu peran masyarakat menjaga keberlangsungannya," imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper