Bisnis.com, JAKARTA — Proses lelang sampai pengiriman logistik pemilihan umum 2019 diyakini lebih efektif dan efisien dibandingkan tahun 2014.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid mengatakan bahwa dari sisi pengeluaran, dana yang dikeluarkan lebih murah.
Hal ini salah satunya karena KPU menggunakan katalog elektronik yang membuat proses pemenang lelang lebih terbuka.
“Total kotak suara misalnya biaya yang kita keluarkan 29,97% dari pagu anggaran. Kita habiskan hanya Rp284,1 miliar, padahal anggarannya Rp948,1 miliar,” katanya saat ditemui di ruangan, Selasa (9/10/2018).
Dari bilik suara, Pramono menjelaskan bahwa KPU hanya menggunakan 30,51% dari total anggaran atau menggeluarkan Rp59,8 miliar dari Rp196 milliar.
Tidak hanya biaya saja, dari proses pengiriman KPU tidak perlu repot lagi siapa yang akan mengirim logistik ke daerah karena sudah satu paket di pemenang lelang.
Baca Juga
Risiko hukum jelas lebih aman, proses pengadaannya juga melibatkan DKPP [Dewa Kehormatan Penyelenggara Pemilu] dan BPK [Badan Pengawas Keuangan].
"Dari sisi itu kita merasa lebih tenang tidak ada potensi masalah hukum mark up atau korupsi atau gratifikasi,” ucap Pramono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel