Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP KSO Kerjakan Proyek Fisik Bandara International Yogyakarta

PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan PP KSO sebagai pemenang lelang proyek pembangunan fisik Bandara International Yogyakarta di Kulon Progo.
Kepadatan penumpang di Bandara Adisutjipto di Sleman, Yogyakarta./Antara-Anis Efizudin
Kepadatan penumpang di Bandara Adisutjipto di Sleman, Yogyakarta./Antara-Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan PP KSO sebagai pemenang lelang proyek pembangunan fisik Bandara International Yogyakarta di Kulon Progo.

Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) I Israwadi mengatakan proses pelelangan dan penetapan telah mengikuti mengikuti ketentuan pengadaan yang berlaku. Hasil penetapan pemenang lelang telah diumumkan pada 5 Juli 2018.

"Proyek akan dikerjakan oleh PP KSO. Mereka meraih penilaian dengan skor tertinggi dibandingkan dengan konsorsium lain," ujarnya, Kamis (19/7/2018).

Israwadi menambahkan proses seleksi dilakukan baik secara administratif maupun teknis dengan dibantu oleh Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan (TP4P) Kejaksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP).

Sebelumnya, proses lelang diikuti oleh tiga konsorsium, yakni PP KSO, Waskita Adhi Abipraya KSO, dan Wika Utama Nindya KSO.

Pihaknya menuturkan model pengerjaan proyek pembangunan bandara yang diproyeksikan sebagai pengganti Bandara Adisutjipto tersebut hanya terdapat satu paket pengerjaan. Pengerjaan landasan pacu (runway) sepanjang 3.250 meter ditargetkan rampung pada April 2019.

Dalam waktu yang sama, diharapkan pengerjaan apron bisa mencapai 50% sedangkan konstruksi bangunan terminal bisa mencapai antara 35%-40%.

Saat ini, kapasitas ideal Bandara Adisutjipto hanya dapat menampung 1,7 juta penumpang setahun. Namun, arus penumpang bandara tersebut sudah mencapai 7,8 juta orang pada 2017.

AP I juga menyebut Yogyakarta berisiko kehilangan potensi kunjungan wisata sebesar 3,2 juta per tahun. Risiko tersebut terjadi karena bandara saat ini sudah mengalami kelebihan kapasitas.

Kapasitas penumpang yang rendah berbanding lurus dengan jumlah seat yang disediakan pihak maskapai. Hal tersebut membuat jumlah turis yang datang juga terbatas.

Belum lagi, lanjutnya, landasan pacu hanya sepanjang 2.200 meter, sehingga tidak bisa didarati oleh pesawat berlorong ganda (wide body).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper