Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Ayam Ras Sentuh Level Tertinggi

Tingginya permintaan dan kosongnya stok di pasaran membuat harga telur mengalami kenaikan yang fantastis selama sepekan ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANJARMASIN – Tingginya permintaan dan kosongnya stok di pasaran membuat harga telur mengalami kenaikan yang fantastis selama sepekan ini.

Bahkan dari pantauan di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, harga telur ayam ras di tingkat pedagang tembus hingga Rp27.000 perkilonya. Padahal sepekan sebelumnya hanya Rp24.000 perkilonya.

"Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 2017 lalu. Kurangnya pasokan telur ayam ras dari pulau Jawa menjadi penyebab naiknya harga telur di pasaran," ujar salah satu pedagang telur di Pasar Sentral Antasari, Adi N-Talu, Jumat (6/7/2018).

Padahal ungkap Adi, saat ini permintaan telur ayam ras sedang tinggi-tingginya. Hal ini mengingat mulai banyaknya event perkawinan yang digelar oleh masyarakat yang tentunya memerlukan telur untuk varian menu makanan yang akan disajikan kepada tamu.

"Saat ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita hanya mengandalkan dari peternak lokal saja. Namun karena pasokan dari petani lokal tidak banyak, makanya harga telur di pasaran menjadi naik signifikan," tambahnya.

Sedangkan untuk jenis telur lainnya, yakni Telur Ayam Kampung, Telur Itik dan Telur Puyuh, harganya kini masih cenderung stabil dan bahkan ada yang turun. Untuk Telur Ayam Kampung dibanderol Rp1.900 perbutir dan Telur Puyuh masih bertahan Rp350 perbutir.

"Telur itik malah turun kini menjadi hanya Rp2.800 perbiji, dari sebelumnya Rp3.100 perbiji. Adapun penurunan sendiri disebabkan stoknya dari peternak lokal yang berlimpah," tambahnya.

Sebelumnya, pelaku bisnis catering di Banjarmasin, Hj Azizah, mengeluhkan kenaikan harga komoditas telur sepekan belakangan. Padahal saat ini permintaan menu masakan berbahan telur dari pelanggannya untuk event perkawinan cukup besar.

"Kita tentu tidak serta merta menaikkan harga walau pun kini harga telur sedang naik, hal ini karena bisa membuat pelanggan lari. Jadi alternatifnya kita hanya bisa menurunkan margin keuntungan saja," tukasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arief Rahman
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper