Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tembus Rp14.000/Dolar, Sri Mulyani: Kinerja Ekonomi Terjaga

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan berusaha menjaga kinerja ekonomi jangka menengah dan panjang di tengah nilai tukar rupiah yang mencapai lebih dari Rp14.000 terhadap dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan mengenai perkembangan ekonomi terkini di sela-sela buka puasa bersama awak media di Jakarta, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan mengenai perkembangan ekonomi terkini di sela-sela buka puasa bersama awak media di Jakarta, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan berusaha menjaga kinerja ekonomi jangka menengah dan panjang di tengah nilai tukar rupiah yang mencapai lebih dari Rp14.000 terhadap dolar AS.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 73 poin atau 0,52% ke level Rp14.104 per dolar AS. Sri mengatakan pemerintah tidak merespons pergerakan nilai tukar secara harian melainkan dari sisi jangka menengah-panjang.

"Selama tahun 2018 pelaksanaan APBN bisa berjalan secara baik. Kemudian kondisi stabilitas dari sisi nilai tukar. Tidak hanya nilai tukar tapi juga inflasi kita tetap bisa jaga, momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan kita jaga. Kita akan melihat banyak sekali segi itu, jadi kita tidak merespons setiap hari namun kita melakukan apa yang disebut monitoring evaluasi dan reaksinya secara bersama-sama," katanya di kawasan Istana Kepresidenan, Senin (25/6/2018).

Menurutnya, apabila melihat pergerakan nilai tukar, kita perlu melihat perbandingan dengan negara lain dan dolar Amerika Serikat.

Pergerakan nilai tukar setiap harinya, sambung Sri, dipicu oleh sejumlah faktor seperti pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai beberapa hal, termasuk kebijakan negaranya terhadap China.

"RRT melakukan retaliasi, kemudian ECB [Bank Sentral Eropa] melakukan apa, jadi ini akan terus dinamis, yang akan harus kita terus respons, tidak harian tapi kita jaga dari sisi yang disebut jangka menengah panjang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper