Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Lokal Bakal Jenuh, Inka Fokus ke Luar Negeri

PT Industri Kereta Api (Persero) memperkirakan pasar dalam negeri untuk kereta penumpang segera jenuh dalam 2 tahun atau 3 tahun mendatang.
Kepala BPPT Unggul Priyanto (kanan) berdiskusi dengan Direktur Teknologi dan Komersial INKA Agung Sedaju di dalam rangkaian kereta LRT yang akan dikirimkan ke Palembang pada April 2018./Bisnis-Thomas Mola
Kepala BPPT Unggul Priyanto (kanan) berdiskusi dengan Direktur Teknologi dan Komersial INKA Agung Sedaju di dalam rangkaian kereta LRT yang akan dikirimkan ke Palembang pada April 2018./Bisnis-Thomas Mola

Bisnis.com, MADIUN: PT Industri Kereta Api (Persero) memperkirakan pasar dalam negeri untuk kereta penumpang segera jenuh dalam 2 tahun atau 3 tahun mendatang.

Direktur Produksi Industri Kereta Api (Inka) Bayu Waskito mengatakan proyeksi itu karena hampir semua sarana milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih baru.

Pada tahun ini, menurutnya, Inka telah mendapatkan pesanan dari PT KAI sebanyak 438 unit kereta dan tambahan 10 unit kereta dan untuk tahun depan sebanyak 400 unit kereta.

“Jadi, dalam 2-3 tahun lagi, pasar dalam negeri segera jenuh karena sarana kereta dalam negeri rata-rata masih baru dan tak mungkin ada pengadaan baru lagi,” katanya saat meninjau proses penyelesaian kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatra Selatan di Madiun, Senin (7/5/2018).

Oleh karena itu, tegasnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN mengarahkan manufaktur kereta dalam negeri tersebut untuk membidik pasar luar negeri.

Pada tahun ini, Inka menargetkan penjualan sebanyak Rp3,1 triliun sedangkan pada 2020 bisa naik menjadi Rp5 triliun. Setiap tahun, penjualan Inka diharapkan tumbuh 22,5%.

Inka sedang melakukan ekspansi ke sejumlah negara tetangga untuk ikut tender internasional pengadaan kereta.

Beberapa tahun terakhir, katanya, Inka telah memenangkan tender pengadaan kereta di Bangladesh, Filipina dan beberapa negara lainnya seperti Malaysia.

Untuk di Bangladesh, sudah beberapa kali memenangkan tender kereta di negara itu dan bahkan mengalahkan peserta dari China yang selama ini dikenal lebih murah.

“Dengan Filipina kami baru kontrak kereta penumpang diesel [KRD] Rp120 miliar dan segera bertambah lagi Rp625 miliar untuk empat trainset KRD dan tiga lokomotif,” kata Bayu.

Embrio LRT Terkait dengan pesanan delapan trainset kereta api ringan berbasis rel (LRT) Palembang senilai Rp400 miliar adalah embrio dari terobosan produk baru.

“LRT Sumsel ini adalah hasil pengembangan baru dan diharapkan pesanan serupa dari pemerintah daerah di seluruh Indonesia juga mengikuti,” katanya.

Inka juga sudah mendapatkan komitmen untuk pemesanan LRT Jakarta, Bogor, Bekasi untuk pekerjaan dalam 1 tahun atau 2 tahun mendatang. Namun, Bayu menyatakan bahwa sertifikasi kelaikan untuk LRT Sumsel memang sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. “Kami juga berharap bisa segera siap diaplikasikan ketika proses komersialisasi terjadi karena hal itu terkait dengan kelaikan dan safety,” tegasnya.

Sumber: Antara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper