Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Surplus, Rupiah Melemah

Pergerakan nilai rupiah melemah terhadap dolar AS pada Senin (16/4/2018), 5 poin lebih tinggi dari hari sebelumnya mencapai Rp13.780 setelah rilis data perdagangan Indonesia pada Maret yang tercatat surplus.
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan nilai rupiah melemah terhadap dolar AS pada Senin (16/4/2018), 5 poin lebih tinggi dari hari sebelumnya mencapai Rp13.780 setelah rilis data perdagangan Indonesia pada Maret yang tercatat surplus.

Penyebab surplusnya perdagangan Indonesia disebabkan oleh ekspor yang menguat sebanyak 6,14% dan tidak diimbangi oleh melambatnya impor hingga 9,07% pada Maret. Hal tersebut menyebabkan surplus sebanyak US$1,09 miliar, level tertinggi dalam 6 bulan.

Kepala strategi pasar FXTM Hussein Sayed mengatakan dalam rilis FXTM pada Selasa (17/4/2018), investor bereaksi positif terhadap surplus perdagangan itu. Indeks Harga Saham Gabungan melonjak 0,26% dan mencapai 6.286,74 pada saat penutupan.

Sebagai informasi, serangan AS ke Suriah yang juga melibatkan Inggris dan Prancis telah menyebabkan kenaikan harga minyak dan emas namun dinilai tidak memengaruhi investor.

Sebelumnya, serangan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya konflik yang lebih besar, namun setelah Presiden AS mengumumkan ‘misi selesai’ tidak ada lagi tanda-tanda akan muncul konflik yang lebih besar.

Reaksi pasar atas serangan tersebut tidak terlalu signifikan dan membuat investor bernapas lega dengan turunnya harga minyak.

Konflik geopolitik pekan lalu menyebabkan harga minyak Brent melonjak ke level tertinggi sejak 2014, disusul meningkatnya jumlah rig yang bertambah tujuh buah pada pekan 13 April menjadi 815 unit.

“Level ini terakhir tercatat pada Maret 2015. Walaupun turun 1% pada awal perdagangan, saya melihat masih banyak premi risiko pada harga saat ini, dan dengan berkurangnya ketegangan geopolitik, saya rasa harga akan semakin turun ke bawah US$70,” kata Sayed.

Menurut FactSet, pasar finansial akan sibuk pada pekan ini. Sejauh ini, 70 perusahaan telah melaporkan hasil dan telah melampaui ekspektasi EPS Wall Street.

Adapun, melemahnya dolar AS menjadi faktor yang dapat meningkatkan penghasilan luar negeri perusahaan multinasional. Adapun, kenaikan harga minyak diprediksi bisa meningkatkan pertumbuhan sektor energi hingga 79%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper