Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Kediri Waspadai Bawang Merah, Ayam Ras, dan Telur Selama Ramadan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri mewaspadai naiknya harga bawang merah, ayam ras, dan telur ayam ras pada Ramadan dan Idulfitri karena saat ini harga masih volatil.
Susana di pasar tradisional di Jakarta./ JIBI-Abdullah Azzam
Susana di pasar tradisional di Jakarta./ JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri mewaspadai naiknya harga bawang merah, ayam ras, dan telur ayam ras pada Ramadan dan Idulfitri karena saat ini harga masih volatil.

Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Djoko Raharto mengatakan untuk komoditas di luar pangan, yang perlu diwaspadai adalah naiknya harga BBM non subsidi karena harga komoditas di pasar internasional naik. Begitu juga dengan harga emas perhiasan.

“Beras pada Ramadan dan Idulfitri diperkirakan harganya stabil,” ujarnya, Kamis (12/4/2018).

Harga beras diperkirakan stabil karena stok saat ini besar karena memasuki musim panen raya. Inflasi pangan disebut memiliki pola, yakni cenderung mengalami tekanan pada bulan Januari dan Februari karena saat itu musim tanam dan produksi ataupun stok agak kurang.

Untuk menjaga agar tekanan inflasi tidak tinggi pada Ramadan dan Idulfitri, terang Djoko, maka perlu ada sinergi dari semua stakeholder dengan mengombinasikan kepastian kelancaran distribusi barang dan menjamin ketersediaan stok dengan melakukan komunikasi publik yang efisien serta efektif.

Untuk menjamin bahwa ketersediaan stok cukup, dilakukan pengawasan pasif dan pengecekan ke distributor dan di pasar. Selain itu, untuk menjaga psikologi pasar, maka Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga melakukan Operasi Pasar Murni baik di pasar tradisional terpilih maupun di lokasi lainnya.

Paralel dengan hal tersebut, maka komunikasi ke publik juga intensif dilakukan baik melalui media massa dan iklan layanan publik agar masyarakat serta pelaku ekonomi paham bahwa pasokan dan stok cukup sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga berlebihan.

“Dari survei kami, juga menunjukkan bahwa pedagang eceran tidak suka kalau harga terlalu tinggi karena pembeli jadi berkurang,” ucapnya.

Selain itu, TPID memastikan kesiapan untuk selalu hadir di pasar. Di samping menggandeng Bulog, tim juga menggandeng distributor untuk melakukan kegiatan tersebut.

Inflasi Kediri dalam tiga tahun terakhir, ungkap Djoko, terjaga dengan baik. Menurutnya, inflasi pada 2015 dan 2016 tercatat sebagai yang terendah di Jawa. Sementara itu, pada 2017 mengalami peningkatan karena kenaikan harga administered price, yakni TDL, biaya STNK, dan cukai rokok.

Hingga Maret 2018, inflasi Kota Kediri secara year-to-date (ytd) disebut sebesar 0,4% atau yang terendah di Jawa.

“Yang perlu digarisbawahi, inflasi pangannya stabil rendah,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper