Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Garam Probolinggo Melimpah, Harga Jual Anjlok

Produksi garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang melimpah saat panen raya berdampak pada harga garam krosok di tingkat petani yang dijual kepada tengkulak atau pengepul anjlok pada September 2017.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, PROBOLINGGO – Produksi garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang melimpah saat panen raya berdampak pada harga garam krosok di tingkat petani yang dijual kepada tengkulak atau pengepul anjlok pada September 2017.

"Saat ini petani garam panen raya dan cuaca yang terik di musim kemarau membuat kristalisasi garam lebih sempurna, sehingga produksinya meningkat," kata Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar di Probolinggo, Minggu (10/9/2017).

Menurutnya produksi garam sepekan terakhir mencapai delapan ton setiap harinya, padahal sebelumnya produksinya hanya sekitar dua ton garam per hari, sehingga panen raya dan meningkatnya produksi garam menyebabkan harga jual garam krosok di tingkat petani anjlok.

"Persediaan garam di pasar melimpah, sedangkan permintaannya stagnan, sehingga sesuai hukum ekonomi, maka harganya langsung turun drastis," tutur petani garam asal Kecamatan Gending itu.

Ia mengatakan harga jual garam di tingkat petani Kabupaten Probolinggo anjlok dari Rp4.000 per kilogram pada pertengahan tahun atau Juli 2017, namun kini garam hanya dihargai Rp600 per kilogram.

"Turunnya harga jual garam krosok terjadi secara bertahap. Paling drastis sejak 10 hari lalu mulai turun menjadi Rp1.200, lalu turun lagi menjadi Rp1.100, Rp1.000, Rp800, dan sekarang menjadi Rp700 per kilogram, bahkan katanya ada garam petani dihargai Rp600 per kilogram," katanya.

Buhar menjelaskan Break Event Point (BEP) atau titik aman penjualan garam krosok di tingkat petani sebesar Rp1.000 per kilogram dan perhitungan itu untuk budi daya garam selama lima bulan dalam setahun.

"Saya mengakui setiap petani memiliki perhitungan sendiri untuk menentukan besaran BEP garam, tetapi petani sepakat jika harga di bawah Rp800 per kilogram, maka petani akan mengalami kerugian," ujarnya.

Ia menyarankan petani garam untuk menyimpan panennya dulu hingga harga jualnya kembali normal karena garam yang disimpan lebih lama, kualitasnya akan semakin bagus dan kadar air akan semakin rendah," katanya.

Namun hal itu berlaku untuk garam yang dipanen antara 7-10 hari, bahkan garam tersebut bisa bertahan di gudang antara 2-4 tahun.

"Rendahnya harga jual garam terjadi pada tahun 2014-2015 yakni harganya hanya berkisar Rp400 - Rp600 per kilogram, sehingga petani juga memilih menyimpan garamnya di gudang saat itu," tuturnya.

Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz mengatakan turunnya harga jual garam murni karena pasokan garam yang melimpah akibat panen raya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper