Bisnis.com, MALANG—PT PG Rajawali berhasil mempertahankan sebagai PG yang meraih rendemen tertinggi antarperusahaan gula di Jawa di tengah tantangan cuaca ekstrem, iklim basah.
Direktur Utama PT PG Rajawali I, Gede Meivera, mengungkapkan tahun lalu merupakan tahun yang berat bagi sektor perkebunan karena adanya fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya.
Dampaknya membawa uap air lebih banyak dari biasanya yang menyebabkan iklim lebih basah dan curah hujan lebih tinggi. Iklim seperti itu kurang menguntungkan untuk produksi tebu.
“Cuaca ekstrem itu berdampak pada penurunan tingkat rendemen,” ucapnya dihubungi dari Malang, Selasa (3/1/2017).
Rendemen tebu terus menurun setiap bulannya, mulai dari 7%, hingga menjelang tutup giling berada di posisi dibawah 7%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang berkisar antara 8,5% - 10%.
Namun demikian, dia menegaskan, PT PG Rajawali 1 tetap mempertahankan posisi peringkat pertama perolehan rendemen se-Perusahaan Gula di Pulau Jawa selama lima tahun berturut-turut.
“Kami bangga bahwa PT PG Rajawali 1 tetap menjadi nomor satu dalam perolehan rendemen se-Perusahaan Gula di Pulau Jawa,” ucapnya.
Menurut Gede, anomali cuaca yang terjadi sepanjang tahun 2016 menjadi salah satu faktor turunnya produksi gula PT PG Rajawali 1 sebesar17% dibandingkan realisasi tahun lalu.
Namun dari sisi jumlah tebu digiling mengalami peningkatan sebesar 22% dibandingkan tahun lalu.Anomali tersebut juga membuat kendaraan angkutan tebu kesulitan mencapai areal perkebunan, sehingga biaya tebang angkut naik.
Menurut dia, sukses ini itu diraih berkat kepercayaan dari para pemangku kepentingan serta dedikasi dan kerja keras dari para karyawan kami.
Saat ini industri gula tengah berada dalam situasi yang sulit. Meski begitu, kata Gedem perusahaan akan tetap konsisten bekerja di tahun ini sehingga harapan dari korporasi induk menjadikan PT PG Rajawali menjadi juara BUMN gula.
PG Rajawali 1 juga terus konsisten menjaga kinerja keuangannya. Laba bersih sebelum pajak PT PG Rajawali 1 tahun 2016 diproyeksikan lebih baik dibandingkan realisasi laba tahun 2010 dan 2013.
Padahal kondisi iklim di 2016 lebih ekstrem dibandingkan tahun 2010 dan 2013 atau biasa disebut sebagai siklus tiga tahunan.
Perolehan laba tersebut juga diyakini lebih baik diantara perusahaan-perusahaan gula yang ada di Jawa.
“PT PG Rajawali 1 memiliki komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan, dan untuk itu kami melakukan sejumlah upaya untuk tetap menjaga kinerja keuangan, termasuk menekan harga pokok produksi dengan menerapkan pengeluaran biaya berdasarkan skala prioritas,” Gede Meivera menegaskan.
Musim giling Pabrik Gula di lingkungan PT PG Rajawali 1 tahun 2016, Rabu (28/12/2016) dini hari berakhir ditandai dengan pemasukan produk tebu terakhir ke unit mesin penggilingan tebu PG Krebet Baru 2 yang disaksikan oleh Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi PT RNI selaku pemegang saham, komisaris dan direksi PT PG Rajawali 1, general manager serta para kepala bagian di lingkungan PG Krebet Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel