Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Serapan Bulog Madiun Masih Menunggu Pusat

Wakil Kepala Perum Bulog Sub-Divre 4 Madiun Edy Sarjono menyatakan pihaknya masih menunggu target serapan beras untuk tahun 2017 yang akan ditetapkan oleh pusat di wilayah kerjanya.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, MADIUN – Wakil Kepala Perum Bulog Sub-Divre 4 Madiun Edy Sarjono menyatakan pihaknya masih menunggu target serapan beras untuk tahun 2017 yang akan ditetapkan oleh pusat di wilayah kerjanya.

"Besaran target serapan belum ditetapkan oleh pusat. Sejauh ini kami masih menunggunya. Namun demikian, kami berharap target serapan atau pengadaan beras tahun 2017 akan sama dengan tahun 2016 yang ditargetkan sebesar 60.000 ton," ujar Edy Sarjono kepada wartawan, Senin (2/1/2017).

Menurut dia, pengharapan jumlah target yang sama atau lebih rendah dari tahun 2016 tersebut menyusul adanya kendala dalam proses pengadaan beras. "Kendala yang paling dominan adalah Bulog kalah bersaing harga dengan pihak swasta untuk pembelian gabah atau beras milik petani," kata dia.

Kalah bersaing tersebut disebabkan karena harga pembelian yang ditetapkan pemerintah (HPP) untuk pengadaan beras selalu di bawah harga yang ditawarkan pihak swasta kepada petani. Akibatnya, petani lebih memilih menjual gabah atau berasnya ke swasta karena lebih menguntungkan.

Adapun HPP gabah yang ditetapkan sesuai Inpres Nomor 5 tahun 2015 adalah Rp4.650 per kilogram untuk gabah kering giling (GKG), sementara pihak swasta berani membeli hingga harga Rp5.000 per kilogram.

Sedangkan untuk beras, HPP yang ditetapkan hanya sebesar Rp7.300 per kilogram, sementara pihak swasta berani membeli beras milik petani di penggilingan Rp8.000 hingga Rp9.000 per kilogram. Kondisi tersebut, membuat peyerapan beras yang dilakukan oleh Bulog menjadi tidak maksimal.

"Pihak swasta berani membeli dengan harga tinggi karena gabah dan beras yang dibelinya akan diolah menjadi beras premium. Sedangkan bulog, gabah dan beras yang dibeli akan diolah menjadi beras medium untuk persediaakn rastra, cadangan bencana alam, dan operasi pasar," terang dia.

Meski menghadapi tantangan besar, pihaknya terus berupaya maksimal melakukan pengadaan gabah dan beras. Di antaranya dengan memaksimalkan tim satgas serapan gabah yang telah dibentuk untuk terjun ke lapangan membeli gabah dan beras petani.

"Kami juga terus berupaya menambah mitra dengan petani dan usaha penggilingan. Sejauh ini mitra petani yang dimiliki Bulog Madiun mencapai 12 mitra," katanya.

Ia menambahkan, dari target yang ditetapkan selama 2016 sebesar 60.000 ton tersebut, baru terealisasi sekitar 87% atau sebanyak 46.000 ton pada akhir tahun ini. Adapun stok beras yang ada digudang hingga akhir 2016 tercatat 19.741 ton. Edy memastikan, stok tersebut aman hingga delapan bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper