Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Dolar AS Bantu Dongkrak Harga Emas

Harga emas meghijau, terdorong oleh harapan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan menghentikan sementara kenaikan suku bunganya, lebih cepat dari ekspektasi dan lantaran pelemahan dolar AS setelah reli dalam beberapa sesi belakangan.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas meghijau, terdorong oleh harapan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan menghentikan sementara kenaikan suku bunganya, lebih cepat dari ekspektasi dan lantaran pelemahan dolar AS setelah reli dalam beberapa sesi belakangan.

Pada perdagangan Selasa (11/12) harga emas spot naik 2,21 poin atau 0,18% menjadi US$1.246,68 per troy ounce setelah sempat menyentuh US$1.251,09 pada sesi perdagangan sebelumnya dan mencatatkan penurunan harga sepanjang 2018 berjalan mencapai 4,31%.

Adapun, harga emas Comex mencatatkan kenaikan 2,50 poin atau 0,20% menjadi US$1.250,90 per troy ounce dan mencatatkan penurunan secara year-to-date (ytd) hingga 4,81%.

Kepala Perdagangan Asia Pasifik di Oanda Stephen Innes mengatakan bahwa outlook pelemahan dolar AS dan komentar bernada dovish dari The Fed, disertai dengan ketidakpastian di dalam pasar ekuitas yang masih akan berlanjut menjadi pendorong harga emas.

“Seluruh hal terkait dolar AS masih berpotensi berbalik arah menjadi negatif, itulah mengapa emas tetap menjadi aset lindung nilai yang cocok di tengah banyaknya ketidakpastian pasar. Prediksi saya harga emas masih bullish hingga 2019,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (11/12/2018).

Indeks dolar AS, yang menjadi pengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang lainnya, mengalami pelemahan 0,11% menjadi 97,09 poin setelah sempat reli lantaran kesepakatan terkait dengan Brexit tertunda.

Saat ini investor juga masih berfokus pada keputusan The Fed AS pada pertemuan 18 – 19 Desember mendatang untuk melakukan peningkatan suku bunga selanjutnya.

Rencana The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada tahun depan semakin terbentur pandangan skeptis di Wall Street pada Senin (10/12), dengan para trader berjangka memperkirakan The Fed akan sementara menghentikan kenaikan suku bunga tahun depan.

“Pasar masih yakin akan kenaikan suku bunga pada Desemnber ini, tapi untuk dilanjutkaan ke 2019 sekarang menjadi teka-teki,” kata Ilya Spivak, Ahli Strategi Perdagangan Mata Uang di DailyFX.

Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi kemungkinan biaya yang harus dikeluarkan bagi pemilik emas yang tidak memiliki imbal hasil dan membuat pergerakan dolar AS tertekan.

“Secara teknikal, harga emas sangat terbuka untuk bisa menembus US$1.250 per troy ounce, itu level kunci dan posisi bawahnya bisa berada di US$1.240 per troy ounce,” lanjut Innes.

Sementara itu, data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS melaporkan bahwa sejumlah hedge fund dan money manager memangkas posisi jangka pendeknya untuk emas Comex dan kontrak perak pada pekan 4 Desember.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam laporan harian menyebutkan bahwa harga emas juga masih berpeluang untuk rebound jika data indeks harga produsen (PPI) AS yang dirilis pesimis mencapai ekspektasi sehingga memicu pelemahan pada dolar AS.

Dalam jangka pendek, Faisyal memproyeksikan harga emas akan bergerak di kisaran antar US$1.240 – US$1.263 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper