Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei LSI: Meski Tren Positif, Warga Nilai Tingkat Korupsi Meningkat

Temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan mayoritas warga di Indonesia menilai tingkat korupsi pada 2018 meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan tren korupsi selama dua tahun terakhir di mana persepsi terhadap korupsi menurun.
Ilustrasi korupsi/priestslife.org
Ilustrasi korupsi/priestslife.org

Bisnis.com, JAKARTA -- Temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan mayoritas warga di Indonesia menilai tingkat korupsi pada 2018 meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan tren korupsi selama dua tahun terakhir di mana persepsi terhadap korupsi menurun.

Sebanyak 52% warga memiliki persepsi bahwa tingkat korupsi di Tanah Air mengalami peningkatan. Sementara itu, warga yang menilai tingkat korupsi menurun hanya 21%.

Untuk dua tahun terakhir, tren persepsi warga terhadap tingkat korupsi dapat dikatakan bergerak positif. Pada 2016, survei LSI menunjukkan hanya 11% warga yang mengatakan tingkat korupsi menurun. Angka tersebut kemudian naik menjadi 13% pada 2017 dan melonjak cukup banyak pada 2018 menjadi 24%.

Peneliti Senior LSI Burhanuddin Murtadi mengatakan secara umum ada kabar baik dari hasil survei tersebut di atas.

"Meskipun lagi-lagi dalam melihat data kita tergantung, setengah penuh setengah kosong. Setengah penuhnya ada tren penurunan persepsi publik dalam soal korupsi. Setengah kosongnya, masih banyak itu 52% yang mengatakan korupsi meningkat," ujar Burhanuddin di Rilis Survei Nasional oleh LSI di Hotel Akmani, Jakarta, Senin (10/12/2018).

Terkait dengan pengetahuan publik dalam pemberantasan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi lembaga yang paling dikenal oleh masyarakat sekaligus dinilai efektif.

Sebanyak 81% mengetahui KPK sebagai lembaga yang melakukan langkah-langkah pemberantasan korupsi. Bahkan, 85% menilai upaya pemberantasan yang dilakukan KPK sudah efektif.

Posisi kedua diisi oleh Presiden. Sebanyak 57% mengetahui bahwa lembaga kepresidenan merupakan lembaga yang melakukan langkah-langkah pemberantasan korupsi dan 76% mengatakan langkah-langkah yang dilakukan efektif.

Kemudian, Kepolisian juga merupakan lembaga yang tidak terlalu populer di masyarakat sebagai lembaga yang ikut melakukan pemberantasan korupsi. Hampir separuh pemilih tidak tahu bahwa polisi adalah lembaga yang ikut melakukan langkah-langkah pemberantasan korupsi, di mana hanya 54% yang tahu.

Terkait dengan hal tersebut, Burhanuddin mengatakan kinerja kepolisian perlu diaampaikan keluar agar masyarakat lebih mengetahui langkah pemberantasan korupsi yang dilakukan lembaga tersebut.

"Kinerja Pak Tito dan bawahannya soal pemberantasan korupsi perlu disampaikan keluar," ujarnya.

Burhanuddin melanjutkan lembaga-lembaga lain sudah mulai diketahui upayanya untuk mengatasi korupsi meski belum sangat luas warga yang tahu.

"Pengetahuan dan penilaian warga terhadap langkah pemberantasan korupsi KPK dan berbagai lembaga yang mulai terasa itu ikut menyumbang pada penurunan tingkat korupsi yang dipersepsi warga," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper