Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Tertekan Kekhawatiran Pertumbuhan AS & Penangkapan Bos Huawei

Bursa saham Asia bergerak turun pada perdagangan pagi ini, Kamis (6/12/2018), saat investor menjauhi aset-aset berisiko di tengah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak turun pada perdagangan pagi ini, Kamis (6/12/2018), saat investor menjauhi aset-aset berisiko di tengah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS).

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,2%, sedangkan indeks Nikkei Jepang melemah 1%. Sejalan dengan bursa Asia, dolar AS melemah terhadap yen sebesar 0,2% ke level 112,98, mengikis sebagian kenaikan moderatnya semalam.

Pasar ekuitas global telah terguncang dan dolar AS melemah pekan ini setelah inversi di dalam bagian kurva imbal hasil obligasi AS memicu kekhawatiran pasar tentang pertumbuhan ekonomi.

Spread antara imbal hasil obligasi bertenor dua tahun dan lima tahun membalik pekan ini, sementara spread imbal hasil obligasi bertenor dua tahun/10 tahun berada di posisi paling flat dalam lebih dari satu dekade.

Kurva yang lebih flat dipandang sebagai indikator ekonomi yang melambat, dengan imbal hasil tenor jangka panjang yang lebih rendah menunjukkan bahwa pasar melihat pelemahan ekonomi di masa mendatang.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun ke level terendahnya dalam tiga bulan di 2,885% pada Selasa (4/12) dan terakhir berada di posisi 2,920%.

“Dolar AS bisa tetap di bawah tekanan hingga pertemuan The Fed bulan ini karena imbal hasil obligasi bertenor jangka panjang mungkin tidak dapat rebound sampai pasar melihat sikap The Fed mengenai kebijakan dan ekonomi,” kata Junichi Ishikawa, pakar strategi valas di IG Securities, seperti dilansir dari Reuters.

“Reaksi baru-baru ini terhadap inversi kurva imbal hasil AS tampak sedikit histeris, tetapi dolar tidak akan menerima tanda yang jelas sampai pertemuan Fed berlalu.”

Para pembuat kebijakan The Fed akan menggelar pertemuan kebijakan terakhirnya tahun ini pada 18-19 Desember. Bank sentral AS ini diperkirakan akan menaikkan suku bunganya dalam pertemuan itu. Pasar juga menantikan berapa banyak The Fed akan menaikkan suku bunga untuk 2019.

Kegelisahan pasar global hari ini bertambah dengan kabar penangkapan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Technologies di Kanada, yang berpotensi meningkatkan kekhawatiran akan ketegangan lebih lanjut antara China dan Amerika Serikat.

Meng Wanzhou, yang juga adalah putri dari pendiri perusahaan teknologi ternama asal China tersebut ditangkap pada 1 Desember dan akan menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat (AS) lantaran dinilai melakukan pelanggaran atas sanksi AS.

Pihak kedutaan besar China di Kanada dengan tegas menentang penangkapan itu dan menyerukan pembebasan Meng Wanzhou.

Penangkapan itu dinilai dapat menambah ganjalan antara China dan Amerika Serikat, hanya beberapa hari setelah Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan di Argentina dan menyepakati langkah-langkah untuk menyelesaikan konflik perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper