Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah 'Gencatan Senjata', China Sepakat Beli Produk Pertanian AS

China sepakat untuk segera kembali membeli produk pertanian Amerika Serikat. Kabar tersebut muncul setelah Gedung Putih pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina dinilai berhasil.
Pertanian Kedelai./JIBI
Pertanian Kedelai./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – China sepakat untuk segera kembali membeli produk pertanian Amerika Serikat. Kabar tersebut muncul setelah Gedung Putih pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina dinilai berhasil.

Hal itu menjadi pemutar balik kondisi hubungan dagang yang cukup signifikan antara AS dan China sebagai salah satu konsumen terbesar produk pertanian AS.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa kedua pimpinan negara perekonomian terkuat di dunia itu sepakat untuk sementara menghentikan pemberlakuan tarif baru dan mengintensifkan negosiasi dagang mereka.

“Kesepakatan yang sudah diambil kedua pihak sudah secara efektif mencegah untuk memperparah friksi perekonomian antara kedua negara,” tuturnya, dilansir dari Bloomberg, Minggu (2/12/2018).

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menuturkan bahwa meskipun belum terjadi, tapi China berjanji akan kembali melakukan pembelian produk pertanian, energi, industri, dan produk lainnya dari AS dan mengurangi ketidakseimbangan dagang antara dua negara.

Dengan perang dagang yang terus memanas sepanjang tahun ini, terutama setelah China menjatuhkan tarif balasan pada kedelai, daging babi, dan sejumlah produk pertanian lain. Harga kedelai sepanjang tahun ini anjlok dan memicu petani AS terus mendesak Pemerintah AS untuk mencari resolusi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat tidak melanjutkan ketegangan perang dagangnya dan berjanji untuk menunda imposisi tarif baru dalam 90 hari dengan kedua negara masih menegosiasikan kesepakatan untuk jangka panjang.

Gencatan senjata antara AS dan China muncul setelah pertemuan yang dilaksanakan pada Sabtu (1/12) antar Trump dan Xi bersamaan dengan pertemuan antara negara-negara Group of 20 (G20) di Argentina.

Pihak Gedung putih menyebut pertemuan tersebut sangat sukses. AS juga akan menunda pemberian tambahan tarif senilai US$200 miliar yang saat ini 10% menjadi 25% yang direncanakan akan diberlakukan pada 1 Januari.

Sebagai gantinya, AS ingin segera melakukan pembicaraan terkait dengan keluhan utama Trump, yaitu praktik China dalam pencurian kekayaan intelektual dan siber.

“Jika setelah 90 hari, jika tidak ada kemajuan dari sisi struktural, AS akan kembali menaruh tarif 25%,” kata Sanders. Adapun, China juga bersedia mendorong pembelian produk pertanian dan industri untuk mengurangi ketidakseimbangan dagang dengan AS.

Trump juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut sangat produktif dengan kemungkinan yang tak terbatas dari China dan AS.

Dengan keputusan meredakan ketegangan perang dagang dari AS dan China, harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) mengalami kenaikanmenjulang 7,50 poin atau 0,85% menjadi US$0,89 per bushel dan mengalami penurunan harga 5,99% secara year-to-date (ytd).

Adapun harga komoditas biji-bijian lainnya ikut menghijau dengan jagung mencatatkan kenaikan 4,50 poin atau 1,21% menjadi US$0,37 per bushel dan membukukan kenaikan 4,49% sepanjang 2018 berjalan.

Sedangkan, harga gandum naik 8 poin atau 1,58% menjadi US$0,51 per bushel dan mencatatkan 20,78% secara ytd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper