Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 DPP) mempromosikan pariwisata Indonesia ketiga negara Korea, China dan Jepang pada pertengahan hingga akhir November 2018./Istimewa
Travel

Kementerian Pariwisata dan Tim Percepatan Pembangunan Promosi Wisata ke Tiga Negara

Nancy Junita
Senin, 3 Desember 2018 - 23:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Pariwisata Indonesia-Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 DPP) melakukan rangkaian kegiatan promosi pariwisata Indonesia ke tiga negara yaitu Korea, China dan Jepang pada pertengahan hingga akhir November 2018.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Senin (3/12/2018),  kegiatan promosi tersebut disinergikan dengan beberapa kegiatan lain termasuk Economic Forum 2018 yang digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dengan tema “Seizing Opportunity in Trade and Investment”, serta China International Travel Mart di Shanghai pada 16-18 November 2018.

Para pembicara dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Seoul antara lain Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP dan Raden Supardi, Wakil Ketua ASITA Lombok. Hadir pula perwakilan dari Bank Indonesia, BKPM (Badan Koordinator Penanaman Modal), GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia), Maspion Group dan Bank BNI.

Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP memaparkan strategi pengembangan pariwisata Indonesia dan memberikan penjelasan mengenai destinasi pariwisata Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan berbagai peningkatan positif dari kegiatan Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP dalam menjalankan Project Management untuk 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.

Dalam kesempatan terpisah di Korea dilakukan kegiatan Sales Mission Mandalika, yang menjelaskan destinasi wisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu dari 4 destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.

Kegiatan Sales Mission Mandalika ini digelar di 2 kota yaitu di Seoul pada 13 November dan di Busan tanggal 15 November 2018.

Kementerian Pariwisata dan Tim Percepatan Pembangunan Promosi Wisata ke Tiga Negara

Sales Mission Mandalika di Seoul dan Busan diikuti oleh 5 seller dari Indonesia yaitu Lombok Network Holiday, AW Tour, Anjani Travel, Sasak Tour dan ASITA NTB. Kegiatan ini dihadiri oleh travel agent dan tour operator dari Seoul sebanyak 43 orang buyers dan dari Busan sebanyak 48 orang buyers.

Dalam forum tersebut juga dilakukan pertemuan terpisah antarpara pelaku bisnis (business-to-business atau B2B). 

Saat kunjungannya di Korea, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP bertemu dengan Daisy Kim, dari WAUG Travel dan para perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Seoul. WAUG Travel berharap dapat bekerja sama untuk mempromosikan paket-paket destinasi wisata ke Indonesia melalui aplikasi mereka. Sementara kegiatan Sales Mission Mandalika di Busan dibuka oleh Kim Soo-Il, VITO Busan.

Sementara itu, dalam pertemuan di Tokyo pada 19-21 November, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP bersama dengan Rachmat Gobel, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Jepang  berkesempatan bertemu dengan Shigeru Kiyama, Penasihat Khusus Kabinet Jepang dan Duta Besar untuk Kerjasama Ekonomi dalam Bidang Kualitas Promosi Investasi Infrastruktur, serta pimpinan Japan Tourism Agency.

Dalam kunjungan di Tokyo, antara lain dibahas perkembangan 10 DPP. Secara terpisah juga dilakukan pembahasan tentang Tanjung Kelayang dan Tanjung Lesung menindaklanjuti kunjungan Japan Tourism Delegation Mission yang pada akhir Oktober lalu mengunjungi kedua destinasi tersebut.

Terkait dengan pengumuman pemerintah mengenai tax holiday untuk sejumlah sektor usaha pionir, perusahaan yang mendapatkan penugasan dari pemerintah yang berhubungan dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat mengajukan permohonan tax holiday.

Hiramsyah menambahkan, sepuluh Destinasi Pariwisata Prioritas (10 Bali Baru) merupakan Proyek Strategis Nasional, dengan demikian para pelaku usaha yang melakukan investasi dalam 10 Bali Baru dapat menikmati fasilitas fiskal tersebut.

“Kami percaya bahwa kebijakan tax holiday ini akan mengakselerasi pengembangan 10 Bali Baru. Hal ini selaras dengan rencana pemerintah untuk menjadikan 10 Bali Baru sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro