Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Tahun, Dharma Jaya Antisipasi Kenaikan Permintaan Daging Bersubsidi

Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya mengaku sangat siap dalam menghadapi kebutuhan daging dan ayam bersubsidi  untuk konsumen yang berhak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya mengaku sangat siap dalam menghadapi kebutuhan daging dan ayam bersubsidi  untuk konsumen yang berhak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon menyebutkan saat ini tercatat ada 880.000 orang peserta program pangan bersubsidi yang terdiri atas masyarakat  pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), kartu lansia, kartu penghuni rusunawa, kartu pekerja, dan kartu difabel.

Namun, dari angka tersebut, pihak yang telah secara rutin mengklaim haknya untuk mendapatkan pangan berupa daging dan ayam bersubsidi baru sekitar 300.000 hingga 350.000 orang.

“Kalau untuk pengamanan dari pangan bersubsidi ini Dharma Jaya sangat siap,” katanya, Kamis (22/11/2018).

Saat ini, berdasarkan perhitungan yang dilakukan pihaknya, Dharma Jaya memasok 2% kebutuhan daging DKI Jakarta dan 1% kebuthan ayamnya. Pihaknya pun berencana memperbesar pangsa pasar ini, khususnya untuk daging menjadi 5% pada tahun depan dan 10% di tahun berikutnya.

Suplai ayam Jakarta saat ini sepenuhnya masih berasal dari produk lokal yakni dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa barat, Banten dan Lampung. Adapun terkait harga ayam dalam bentuk karkas tanpa jeroan, kepala, can ceker menurutnya saat ini ada di rentang Rp31.000 –Rp33.0000 per kilogram di level pedagang besar dan masih relatif baik.

Sementara itu, untuk kerbau harganya berada di level Rp80.000 per kilogram. Pasokan daging kerbau beku pada umumnya diimpor dari India.

Di sisi lain adapula sapi yang mayoritas masih diimpor dari Australia dan Selandia Baru. Harga sapi sendiri bervariasi tergantung asal dan bagian tubuhnya.

Untuk sapi impor harga paha depannya berada di bawah Rp80.000 per kilogram sementara paha depan berkisar di antara RP85.000-Rp90.000 per kilogram.

Adapun untuk sapi lokal menurutnya saat ini berada di angka Rp110.000-Rp120.000 perkilogram, jauh lebih mahal dibandingkan dengan sapi impor.

Tingginya harga sapi lokal ini menurut Johan lantaran kondisi ketersediaan dan permintaan  yang masih belum menemukan titik imbang.

“Kalau ditanya kenapa karena memang secara suplai dan demand harganya masih ketemunya segitu, tergantung kepada harga sapi hidup. Saat ini sapi hidup harganya antara Rp42.000-Rp44.000 per kg sehingga kalau harga sapi hidup segitu ketemunya Rp110.000-Rp120.000 [per kilogram untuk daging sapi],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper