Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Brexit Bikin Dolar AS Menguat, Tetapi Harga Emas Terguncang

Harga emas hampir tak bergerak karena dolar Amerika Serikat kembali mendapat momentum dari kesepakatan Brexit yang kembali mengalami kekacauan. Hal itu mengimbangi minat dari investor yang terbatas pada logam mulia untuk mencari aset lindung nilai di tengah kekacauan politik.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hampir tak bergerak karena dolar Amerika Serikat kembali mendapat momentum dari kesepakatan Brexit yang kembali mengalami kekacauan. Hal itu mengimbangi minat dari investor yang terbatas pada logam mulia untuk mencari aset lindung nilai di tengah kekacauan politik.

Pada perdagangan Kamis (15/11) harga emas spot tercatat turun 1,08 poin atau 0,09% menjadi US$1.209,80 per troy ounce dan mengalami penurunan harga hingga 7% secara year-to-date (ytd).

Adapun, harga emas Comex mengalami kenaikan 0,20 poin atau 0,02% menjadi US$1.210,30 per troy ounce dan mencatatkan penurunan sepanjang 2018 mencapai 7,50%.

Kemudian, indeks dolar AS mengalami lonjakan 0,52% menjadi 97,33 poin, membuat bullion semakin tidak menarik untuk pemilik yang menggunakan mata uang selain dolar AS setelah kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa kembali mengalami kekacauan.

Namun, sejumlah permintaan lindung nilai kembali mengalir ke emas, aset penyimpan nilai ketika ada kekacauan politik global dan ketidakpastian ekonomi, bersamaan dengan penurunan di pasar saham.

Analis ING Warren Patterson mengatakan bahwa sudah banyak pengajuan pengunduran disi dari Kabinet Britania, ketidakpastian tersebut memberikan sejumlah dorongan bagi harga emas untuk jangka menengah.

“Kami melihat posisi support harga emas berada di US$1.200 per troy ounce dan akan sulit unutk menembus ke US$1.250 pada jangka pendek,” paparnya, dilansir dari Reuters, Kamis (15/11/2018).

Dolar AS sudah melambung karena tingginya minat sebagai aset lindung nilai sehingga menekan minat investor pada emas dan membuat harganya anjlok 11% dari titik puncaknya pada April karena investor lebih memilih menggunakan greenback, terutama pada kondisi perang dagang AS dan China serta prospek kenaikan suku bunga AS.

“Jika harga emas bisa bertahan di atas US$1.210 per troy ounce akan ada ruang untuk kembali pulih dan menguat. Sedangkan, jika mengalami penurunan ke bawah US$1.200 per troy ounce maka akan menambah sentimen negatif bagi harga emas,” tutur Carlo Alberto De Casa, Kepala Analis ActivTrades.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper