Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembahasan Perang Dagang Antarkan Penguatan Kurs Rupiah

Rupiah ditutup menguat tipis di hadapan dolar Amerika Serikat bersamaan dengan indeks dolar AS yang juga tergelincir tipis menuju pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk membicarakan perdagangan.
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat tipis di hadapan dolar Amerika Serikat bersamaan dengan indeks dolar AS yang juga tergelincir tipis menuju pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk membicarakan perdagangan.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa kompromi perang dagang antara AS dan China dalam rencana pertemuan Trump dan Xi Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Buenos Aires akhir bulan ini membuat pamor aset berisiko kembali naik.

“Naiknya pamor aset berisiko ini turut membantu penguatan mata uang Garuda terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini,” ungkapnya, dilansir Bisnis dalam riset harian, Rabu (14/11/2018).

Pada Rabu (14/11) Rupiah tercatat menguat 19 atau 0,12% menjadi Rp14.787 per dolar AS dan terpantau mengalami pelemahan di hadapan dolar AS sepanjang 2018 mencapai 8,33%.

“Penguatan mata uang rupiah kali ini juga ikut ditopang oleh penguatan mata uang regional Asia lainnya. Pulihnya kepercayaan pelaku pasar terhadap pasar keuangan Asia berdampak pada aliran modal masuk ke Asia yang mulai bertumbuh,” lanjut Deddy.

Di sisi lain, sentimen positif domestik juga datang dari neraca dagang yang surplus serta inflasi yang terkendali. Kenaikan cadangan devisa turut mampu meyakinkan pelaku pasar di tengah defisit neraca berjalan (CAD) yang masih melebar.

Selain itu pelaku pasar domestik juga tengah mencermati keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan membahas suku bunga acuan meskipun diyakini BI akan tetap mempertahankan tingkat suku bunganya.

Kemudian, dari eksternal, rilis data inflasi AS juga cukup dinantikan oleh pasar di tengah sentimen terkini dari perang dagang dan pertumbuhan positif pasar tenaga kerja AS. 

Analis Seputar Forex Martin Singgih memproyeksikan rupiah dapat bergerak di kisaran Rp14.500 – Rp14.840 per dolar AS dalam sepekan ke depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper