Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, BCA Alokasikan Rp5,2 Triliun untuk TI

PT Bank Central Asia Tbk. menetapkan anggaran modal dan belanja khusus pengembangan informasi dan teknologi pada tahun depan sebesar Rp5,2 triliun, melonjak drastis dari alokasi 2018 yang diproyeksi menelan Rp1,5 triliun-Rp2 triliun.
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) BCA di Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) BCA di Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, Jakarta — PT Bank Central Asia Tbk. menetapkan anggaran modal dan belanja khusus pengembangan informasi dan teknologi pada tahun depan sebesar Rp5,2 triliun, melonjak drastis dari alokasi 2018 yang diproyeksi menelan Rp1,5 triliun-Rp2 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memerinci dari total anggaran tersebut, sebesar Rp1,8 triliun di antaranya akan dialokasikan untuk menjalankan berbagai program yang sudah ada guna penyelesaian izin dan perawatan. Lalu, sebesar Rp1,7 triliun dipakai untuk pengembangan jaringan.

"Kalau program yang sudah ada kan tidak mungkin berhenti di sana. Pasti tambah cabang, tambah pengguna, jadi harus ada investasinya. Sisanya nanti untuk transformasi kode Quick Response (QR) yang butuh bujet besar berikut aspek pengikutnya seperti risiko dan keamanan," katanya, Kamis (15/11/2018).

Pada Senin (12/11), perseroan juga baru saja merilis QR code dalam aplikasi mobile banking BCA. QR code yang baru dirilis ini memungkinkan nasabah untuk melakukan transfer tanpa menggunakan nomor rekening.

Menurut Jahja, berbagai transformasi yang memberikan efisiensi ke depannya akan terus menjadi fokus perseroan.

Apalagi, sekarang sebanyak 97% transaksi nasabah BCA sudah dilakukan secara digital. Artinya, hanya 3% yang melalui cabang.

Meski demikian, nilai transaksi yang dilakukan di cabang masih menjadi mayoritas atau sebesar 57%. Hal ini menjadi indikasi bahwa meski nilai transaksi digital BCA masih kecil tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang membutuhkan inovasi lebih banyak ke depannya.

"Dalam transformasi ini, kami tidak pasang target-target pengguna. Asal mereka nyaman, pasti perlahan semua akan ikut pakai," ujarnya.

Sementara itu, dengan berbagai perkembangan dan perubahan dunia digital yang pesat, Jahja berharap regulator pun dapat merespons secara cepat. Dia mencontohkan standardisasi QR code yang sedang diproses oleh Bank Indonesia (BI).

BI dinilai harus menyelesaikan hal ini paling lambat tahun depan. Tidak boleh lagi diundur hingga 2020 karena akan semakin tertinggal dengan financial technology (fintech).

"Lebih cepat lebih baik, diseragamkan itu bagus banget, saya setuju. Tapi, jangan sampai mundur lagi penyelesaiannya 2020, harus tahun depan biar tidak kalah dengan fintech," ucapnya.

Direktur BCA Santoso Liem menambahkan tren belanja Teknologi Informasi (TI) ke depan memang selalu naik. Tahun ini, hampir sepertiga belanja TI perseroan digunakan untuk transformasi teknologi.

"Kami banyak lakukan transformasi terkait dengan pengembangan future digital banking. Kemarin, sudah kami rilis QR code untuk menunjang kemudahan nasabah bertransaksi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper