Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Basis Suara Partai di Koalisi Probowo maupun Jokowi Saling Beririsan

Partai politik koalisi lawan memiliki pengaruh elektoral kepada partai politik Koalisi Indonesia Kerja.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, dan Presiden Joko Widodo menyaksikan pertandingan final Pencak Silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Rabu (29/8/2018)./Bisnis-Yusran Yunus
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, dan Presiden Joko Widodo menyaksikan pertandingan final Pencak Silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Rabu (29/8/2018)./Bisnis-Yusran Yunus

Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menuturkan bahwa partai politik koalisi lawan memiliki pengaruh elektoral kepada partai politik Koalisi Indonesia Kerja.

Hasto menjelaskan, untuk elektoral sebagian partai politik (parpol) Koalisi Indonesia Kerja juga mendapatkan pengaruh dari parpol pada koalisi lawan, karena menurut Hasto sebagian parpol tersebut merupakan bagian dari irisan yang sama.

“Dengan demikian suara Golkar, PAN, Demokrat dan Gerindra itu yang berhimpit karena berasal dari induk yang sama yakni Golkar jaman Soeharto yang kemudian menjadi berbagai partai termasuk Nasdem,” ujar Hasto di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Lebih jauh, Hasto menjelaskan lebih lanjut, untuk elektoral sebagian parpol Koalisi Indonesia Kerja juga bergantung dengan elektoral yang didapatkan pada parpol koalisi lawan.

 Partai Gerindra memiliki dampak pada dua parpol yang berada pada Koalisi Indonesia Kerja, yaitu Golkar dan Nasdem.

 “Jadi mereka berada dalam satu irisan, artinya kalau Gerindra turun, itu empat parpol lain ini akan naik,” jelasnya.

 Hal yang sama juga terjadi pada parpol lain yang memiliki irisan atau induk yang sama, partai-partai berbasis agama Islam juga memiliki pengaruh elektoral satu dengan yang lain.

“Nah sama halnya dengan PKB dan PPP dan PKS, ketika salah satunya turun yang ada kecenderungan yang lain naik,” ungkapnya.

Meski demikian, hal serupa tidak terjadi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki elektoral cenderung statis, pasalnya, irisan partai berbasis nasional seluruh telah bergabung menjadi satu.

“13 parpol nasionalis, Soekarnois dan kemudian terkonsolodasi tinggal menjadi PDIP sehingga terjadi gerakan kembali ke kandang banteng. Dulu ada PNBK, PNI dan sebagainya, itu kembali kepada kandeng banteng,” ungkapnya.

Dengan demikian, Hasto menyimpulkan apabila suara dari parpol koalisi lawan mengalami penurunan, maka parpol Koalisi Indonesia Kerja akan mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper