Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Pasar Saham Lebih Atraktif

Pasar saham di Tanah Air dinilai akan semakin atraktif. Senior Portofolio Manager PT Manulife Asset Management Indonesia Caroline Rusli menjelaskan, tingginya valuasi pasar saham pada awal tahun yang sempat mencapai +2 standar deviasi menyebabkan pasar rentan terhadap ketidakpastian domestik serta global.
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/10/2018)./JIBI/Bisnis/Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/10/2018)./JIBI/Bisnis/Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham di Tanah Air dinilai akan semakin atraktif. Senior Portofolio Manager PT Manulife Asset Management Indonesia Caroline Rusli menjelaskan, tingginya valuasi pasar saham pada awal tahun yang sempat mencapai +2 standar deviasi menyebabkan pasar rentan terhadap ketidakpastian domestik serta global.

Menurutnya, koreksi yang terjadi bukan karena faktor fundamental domestik, melainkan lebih disebabkan oleh sentimen global. Penyesuaian ekspektasi investor terhadap pasar saham Indonesia membawa valuasi pasar saham ke level yang lebih atraktif di mana saat ini valuasi menyentuh -1 standar deviasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun.

"Rendahnya kepemilikan asing serta pertumbuhan pasar saham yang tidak sejalan dengan proyeksi pertumbuhan laba korporasi di tahun ini membuat peluang pasar saham Indonesia semakin atraktif di tahun depan," kata dia dalam riset yang dikutip Bisnis.com, Rabu (14/11/2018).

Di sisi lain, laporan keuangan emiten pada kuartal III/2018 membukukan hasil yang cukup baik. Dari 57 perusahaan dengan total kapitalisasi pasar sekitar 70% dari IHSG melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 17% secara yoy, dan sepanjang 9 bulan tumbuh 10% YoY.

Kata Caroline, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih selama semester I/2018 yang mencapai 6% YoY. Secara umum, terjadi net profit rebound di seluruh sektor baik itu komoditas, non-komoditas, dan juga perbankan.

"Perkiraan pertumbuhan EPS sebesar 10% pada tahun ini dapat tercapai selama momentum pertumbuhan laba bersih dapat terus dipertahankan hingga kuartal IV/2018," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper