Masjid Kasimuddin di Bulungan, Kalimantan Utara./Antara
Travel

Kalimantan Utara Potensial Wisata Sejarah & Religi

Newswire
Rabu, 14 November 2018 - 18:52
Bagikan

Bisnis.com, TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara memiliki potensi wisata sejarah dan religi seperti situs Bulungan, masjid kuno, makam sultan dan wali, serta sisa peninggalan Belanda, atau Perang Dunia II.

Di provinsi ini juga terdapat beberapa makam wali penyebar agama Islam dan kerabat sultan di Salimbatu, Bulungan, antara lain Syeh Achmad Almagribi dan Datu Adil juga menjadi objek wisata sejarah dan religi yang potensial.

Pengamatan Antara pada Rabu (14/11/2018) menunjukkan sebagian besar pengunjung untuk berziarah ke "makam keramat" berasal dari Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa, serta Malaysia.

Mamad, salah seorang juru kunci makam wali mengakui bahwa banyak pengunjung dari luar daerah, tetapi karena kondisi jalan dari Tanjung Palas Salimbatu rusak parah jumlah penziarah turun drastis.

Selain kendala infrastruktur jalan, sebagian dari objek wisata sejarah dan religi tidak terawat baik seperti makam beberapa sultan di Pendam dan Desa Masa.

Bahkan, patung batu Lahaibara, sebuah peninggalan cagar budaya sangat penting bagi sejarah Bulungan di Long Pelban telah hilang dicuri karena selama ini tidak dirawat.

Sedangkan salah satu bangunan cagar budaya yang masih terawat dengan baik adalah masjid tertua di Kaltara, Masjid Sultan Kasimuddin.

Masjid ini jadi situs bersejarah penting setelah tiga istana Kesultanan Bulungan dibakar PKI pada 1964 dan hartanya dirampok pengikut Panglima Suharyo Kecik.

Masjid tertua di Kalimantan Utara dibangun semasa pemerintahan Kesultanan Bulungan, yakni Sultan Muhammad Kasimuddin (1901-1925).

Setelah meninggal, dia dimakamkan di halaman masjid sebelah barat, sedangkan makam di sekitarnya merupakan makam keluarga raja.

Pemugaran Masjid Kasimuddin dilaksanakan oleh Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Timur dari tahun anggaran 1992/1993-1993/1994.

Luas lahan Masjid Kasimuddin 3.560,25 meter persegi, dan luas bangunan 585,64 meter persegi.

Empat pilar Tiang penyangga terdiri dari empat pilar kayu ulin dengan penampang segi empat, tinggi 11,15 meter.

Sebanyak 12 tiang pembantu dengan penampang segi empat tinggi delapan mengelilingi tiang utama.

Masjid yang masih mempertahankan atap menggunakan sirap atau papan ulin tipis itu tidak mempunyai jendela, sedangkan pintu masuknya 11 buah yang terletak disekeliling bangunan.

Berdasarkan penuturan saksi sejarah bahwa pembangunan masjid tersebut juga melibatkan warga Bulungan yang bergotong royong membersihkan lahan serta saat pemancangan tiang ulin tersebut.

Para kaum wanita juga antusias membantu membangun masjid meski hanya pada pekerjaan ringan, termasuk menyiapkan makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro