Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Selalu Ada Alasan Rupiah Berfluktuasi, Kami Tetap akan Jaga

Pemerintah akan terus menjaga agar tekanan terhadap rupiah tidak menyebabkan fluktuasi berlebihan dan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pun terus dipantau.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah akan terus menjaga agar tekanan terhadap rupiah tidak menyebabkan fluktuasi berlebihan dan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pun terus dipantau.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan rupiah akan terus berfluktuasi selama ada sentimen di pasar, baik eksternal maupun internal yang memengaruhi, sehingga pemerintah terus akan menjaga agar setiap tekanan dapat terserap dengan baik.

"Sebetulnya, kalau lihat pergerakan rupiah selalu ada saja alasannya dari luar, ada alasan dari dalam [negeri]. Waktu penguatan kemarin, juga didominasi sentimen yang berasal [dari keduanya]," ujarnya, Selasa (13/11/2018).

Menkeu melanjutkan yang perlu diperhatikan adalah lingkungan di mana perekonomian berjalan, kondisi global dan dinamika yang ada harus terus dijaga dan diwaspadai, serta bagaimana menjaga agar ekonomi Indonesia dapat menyerap tekanan tersebut.

Pada akhir perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah berbalik menguat meskipun terus tertekan sepanjang perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup rebound dengan penguatan 15 poin atau 0,1% di level Rp14.805 per dolar AS.

"Mengenai CAD, saya rasa kita sudah membahasnya dalam sidang kabinet, dalam Menko Perekonomian, langkah-langkah yang dilakukan bersama Kementerian/Lembaga, terutama dunia usaha dan dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kami akan jalankan dan monitor terus," ungkapnya.

CAD pada kuartal III/2018 meningkat menjadi 3,37% terhadap PDB atau US$8,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper