Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Paket Wisata Indonesia di WTM 2018 London Ditaksir Rp5,4 Triliun

Kementerian Pariwisata meyakini perolehan devisa dari penjualan paket wisata dalam ajang World Travel Market (WTIM) 2018 di London bisa mencapai Rp5,4 triliun.
Wisatawan berfoto dengan latar pemandangan Dream Beach, Nusa Lembongan, Bali, Rabu (21/3/2018)./JIBI-Rachman
Wisatawan berfoto dengan latar pemandangan Dream Beach, Nusa Lembongan, Bali, Rabu (21/3/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata meyakini perolehan devisa dari penjualan paket wisata dalam ajang World Travel Market (WTIM) 2018 di London bisa mencapai Rp5,4 triliun.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional IV (Eropa) Kemeterian Pariwisata Agustini Rahayu mengatakan, target penerimaan devisa tersebut melebihi total anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk mengikuti kegiatan WTM 2018 sejumlah Rp7,5 miliar.

“Anggaran itu untuk sewa lahan seluas 396 meter persegi ditambah 50 meter persegi untuk double decker, kontruksi, aktivasi promosi atau awareness campaign,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (12/11)/2018.

Perkiraan perolehan devisa dari ajang pariwisata internasional tersebut berasal dari penjualan paket wisata sekitar 5.000 paket. Tahun lalu, sebut Agustini, realisasi penjualan paket wisata di WTM mencapai 3.521 paket.

“Perolehan devisa dari WTM tahun lalu sekitar Rp2,5 triliun karena faktor pengali pada kurs mata uang tahun lalu tidak setinggi tahun ini,” katanya.

Pada pergelaran WTM tahun ini, sebanyak 53 industri pariwisata Indonesia digandeng Kemenpar untuk mengikuti pameran yang dihelat di ExCeL London pada 6—7 November 2018 tersebut. Adapun, industri pariwisata yang turut meramaikan acara tersebut terdiri dari hotel, operator tur, agen perjalanan dan Destination Management Company (DMC).

“Ada 9 pemerintah daerah, yaitu Provinsi Lampung, Bali, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur [NTT], Gorontalo, dan Sumatera Utara yang juga ikut mengisi Paviliun Indonesia,” ucapnya.

Dengan mengikuti ajang internasional tersebut, pemerintah berharap mampu mendorong investasi bagi pebisnis pariwisata yang kelak akan memberikan keuntungan berupa devisa bagi pendapatan negara.

“Inggris masih menduduki peringkat pertama dalam hal jumlah kunjungan wisman [wisatawan mancanegara] asal Eropa. Pada 2016, ada 328.882 wisman asal Inggris berkunjung ke Indonesia lalu meningkat menjadi 361.197 pada 2017. Tahun ini, kami targetkan wisman asal Inggris menembus 390.000 kunjungan,”  tutur Agustini.

Saat dimintai konfirmasi, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi berharap kepesertaan Indonesia di WTM London dapat berdampak langsung pada kenaikan kunjungan wisman ke Indonesia, terutama dari Inggris dan sekitarnya.

Namun demikian, dia menyarankan agar pemerintah terus melakukan promosi dan memberikan paket wisata yang menarik agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan memperkecil jumlah wisnus yang outbound atau bepergian ke luar negeri.

“Target pada tahun depan mencapai 20 juta kunjungan wisman. Jadi, kami berharap WTM ini berhasil menarik turis untuk ke Indonesia,” ujarnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper