Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Pemangkasan Output pada 2019, Minyak Mentah Menguat

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 1,43% atau 0,86% ke level US$61,05 pada pukul 14.46 WIB di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan lebih dari dua kali lipat dari rata-rata perdagangan 100 hari.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com. JAKARTA – Harga minyak mentah menguat hari ini, Senin (12/11/2018) karena Arab Saudi mengatakan akan mengurangi penjualan minyak mentah pada bulan Desember dan meningkatnya spekulasi bahwa OPEC dan sekutunya akan memangkas produksi tahun depan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 1,43% atau 0,86% ke level US$61,05 pada pukul 14.46 WIB di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan lebih dari dua kali lipat dari rata-rata perdagangan 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Januari menguat 2,04% atau 1,43 poin ke level US$71,61 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Brent turun ke level US$70,18 pada hari Jumat, penutupan terendah sejak 9 April.

Dilansir Bloomberg, anggota OPEC Arab Saudi mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 500.000 barel per hari bulan depan. Langkah ini dilakukan untuk melawan penurunan harga yang menekan keuangan anggota OPEC dan sejumlah perusahaan energy

Dalam pertemuan akhir pekan lalu, OPEC dan sekutunya memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mungkin memerlukan "strategi baru," meningkatkan prospek pemangkasan output yang lebih luas dan terkoordinasi pada 2019.

Saudi mengambil langkah penurunan ini untuk melawan penurunan harga sekitar 20% selama sebulan terakhir, yang telah memberikan tekanan pada OPEC dan sekutunya termasuk Rusia untuk memangkas produksi karena tanda-tanda pasokan berlebih di AS.

Minyak mentah telah melemah dari level tertinggi. sejak 2014 karena kekhawatiran akan krisis mereda karena AS memberikan keringanan bagi beberapa negara untuk terus membeli minyak mentah dari Iran bahkan setelah pemerintahan Trump menetapkan sanksi bagi Negara tersebut.

"Meskipun Saudi mengatakan masih terlalu dini untuk melanjutkan diskusi tentang pemotongan produksi, Rusia mengatakan pasokan yang melebihi permintaan adalah faktor musiman, menandakan mereka tidak perlu untuk memangkas output," ungkap Takayuki Nogami, kepala ekonom di Japan Oil, Gas, and Metals National Corp., seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper