Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga SUN Bergantung Pada Rupiah

MNC Sekuritas memperkirakan harga surat utang negara akan bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dimana arah pergerakan harga akan kembali dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

Bisnis.com, JAKARTA—MNC Sekuritas memperkirakan harga surat utang negara akan bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dimana dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research MNC Sekuritas, mengatakan mata uang dolar berpeluang  menguat pada perdagangan hari ini didukung oleh estimasi berlanjutnya kebijakan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika. Faktor lain yang diperhatikan yakni, pada pekan ini, Badan Pusat Statistik akan menyampaikan data neraca perdagangan bulan Oktober 2018 yang akan disampaikan pada hari Kamis, 15 November 2018.

“Pelaku pasar akan mencermati apakah surplus neraca perdagangan akan kembali terjadi di bulan Oktober 2018 sebagaimana yang didapati pada bulan September 2018,” tulisnya dalam riset, Senin (12/11/2018).

Made menuturkan, dari faktor eksternal, pelaku pasar akan mencermati data inflasi Amerika pada hari Rabu 14 November 2018 dimana diperkirakan angka inflasi menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan inflasi sebelumnya, sehingga mendukung keputusan Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan. Selain itu, pada Kamis, 15 November 2018 waktu setempat akan disampaikan data penjualan ritel Oktober 2018. 

Pada sepekan kedepan, terdapat lima seri surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp7,83 triliun.

Sebagai informasi, imbal hasil surat utang negara (SUN) pada perdagangan Jumat (9/11/2018) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan jelang disampaikannya data Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal III Tahun 2018. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 2 - 13 bps dengan rerata mengalami kenaikan sebesar 6 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri SUN. 

Made mengatakan, imbal hasil SUN dengan tenor pendek mengalami kenaikan yang berkisar antara 5 bps hingga 1 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga yang mencapai 20 bps. Sementara itu imbal hasil dari tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 2 bps hingga 8 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 35 bps.

Untuk tenor panjang, katanya, adanya penurunan harga SUN hingga sebesar 110 bps telah mendorong terjadiya kenaikan tingkat imbal hasilnya hingga mencapai 12 bps. Adanya koreksi harga pada perdagangan di akhir pekan kemarin juga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil Surat Utang negara seri acuan, masing - masing 6 bps dan 8 bps untuk tenor 5 tahun dan 10 tahun di level 7,910% dan 8,087%. Adapun seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil masing - masing sebesar 5 bps dan 12 bps di level 8,359% dan 8,523%.

Namun demikian, meskipun mengalami kenaikan di akhir pekan, dalam sepekan terakhir imbal hasil SUN terlihat mengalami penurunan tingkat imbal hasil dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 21 bps. Kenaikan imbal hasil SUN pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh adanya koreksi harga SUN di pasar sekunder jelang disampaikannya data Neraca Pembayaran Kuartal III Tahun 2018 oleh Bank Indonesia.

Estimasi defisit neraca  berjalan yang lebih besar dibandingkan dengan periode kuartal II tahun 2018 menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika  dimana pada saat yang sama dolar Amerika Serikat menunjukkan penguatan terhadap mata uang utama dunia seiring dengan hasil pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang masih memberikan sinyal masih berlanjutnya tren kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika dalam periode mendatang.

Kondisi tersebut mendorong pelaku pasar untuk melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga menyebabkan terjadinya koreksi harga. Pelaku pasar memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah harga SUN mengalami kenaikan harga yang cukup besar sejak awal pekan kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper