Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Irak & Arab Saudi Kerja Sama Stabilkan Pasar Minyak

Menteri Minyak Irak menyampaikan bahwa Irak dan Arab Saudi sepakat untuk bekerja sama menstabilkan pasar minyak.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Minyak Irak menyampaikan bahwa Irak dan Arab Saudi sepakat untuk bekerja sama menstabilkan pasar minyak.

Dalam pertemuan di Baghdad, Menteri Minyak Arab Saudi dan Irak juga mendiskusikan mengenai jarumgan listrik antara dua negara untuk memenuhi kebutuhan listrik di Irak.

Saat ini Irak memompa sekitar 4,6 juta barel minyak per hari, kedua di bawah Arab Saudi dalam keanggotaannya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Produksi minyak Irak yang melimpah diekspor melalui terminal Selatan, yang menjadi jalur pengiriman 95% hasil minyak Irak.

Pada awal pekan lalu, Menteri Minyak Irak Thamer Ghadhban menuturkan bahwa negaranya berencana untuk meningkatkan produksi minyak dan kapasitas ekspor pada 2019, dengan fokus produksi di ladang minyak Selatan, dan semakin dekat untuk mencapai kesepakatan dengan sejumlah perusahaan internasional.

Irak mentargetkan kapasitas produksi  lsebesar 5 juta barel per hari pada 2019, dengan laporan saat ini rata-rata sampai 3,8 juta barel per hari.

Pada Kamis (8/11) Amerika Serikat memberikan Irak pengecualian dari sanksi ke Iran. Pengecualian tersebut membuka jalan bagi Irak untuk melanjutkan pembelian listrik berbahan gas alam dari Iran.

"Keringanan tersebut membuat Irak pumya waktu lebih untuk mengambil langkah agar bisa menuju kemandirian energi," ungkap Menteri Minyak Irak Thamer Ghadhban, dikutip dari Bloomberg, Minggu (11/11).

Dengan adanya prospek akan kenaikan produksi tersebut juga turut membuat harga minyak mentah patokan dunia anjlok. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,48 poin atau 0,79% menjadi US$60,19 per barel dan turun 0,38% secara year-to-date (ytd).

Adapun, harga minyak Brent mencatatkan penurunan 0,47 poin atau 0,67% menjadi US$70,18 per barel dan mencatatkan kenaikan sepanjang tahun hanya mencapai 4,95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper