Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KUARTAL III/2018: Vale Indonesia (INCO) Raih Laba US$55,21 Juta

Emiten pertambangan logam PT Vale Indonesia Tbk. berhasil mengantongi laba senilai US$55,21 juta hingga September 2018, dari rugi US$19,62 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Aktifitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia, Tbk terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan./JIBI-Paulus Tandi Bone
Aktifitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia, Tbk terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten pertambangan logam PT Vale Indonesia Tbk. berhasil mengantongi laba senilai US$55,21 juta hingga September 2018, dari rugi US$19,62 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam laporan keuangan emiten bersandi saham INCO September 2018, pendapatan perseroan mencapai US$579,59 juta, naik 29,17% dari posisi US$448,7 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur INCO menyampaikan dalam keterangan resmi, perseroan berhasil mencatat produksi nikel dalam matte sebesar 18.193 mt dan penjualan sebesar US$205 juta pada kuartal ketiga 2018. “Saya senang mengumumkan kuartal ketiga tahun 2018 yang menguntungkan dikarenakan harga penjualan yang lebih tinggi,” katanya.

Nico mengungkap, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, produksi nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte masing-masing sekitar 4% dan 1% lebih rendah. Namun, karena realisasi rata-rata lebih tinggi pada kuartal III/2018, pendapatan INCO sedikit lebih tinggi.

Dia menambahkan, perseroan akan tetap fokus dalam mengoptimalisasikan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

Dari sisi operasi, kata Nico, produksi pada kuartal III/2018 berada di bawah rencana sebagai akibat dari aktivitas pemeliharaan yang tidak direncanakan untuk mengatasi masalah operasional yang teridentifikasi dan juga untuk memastikan keselamatan operasi perseroan. 

Perseroan juga dapat memajukan jadwal pemeliharaan yang sebelumnya direncanakan pada kuartal IV/2018 menjadi kuartal III/2018, dan tidak berharap akan adanya tambahan aktivitas pemeliharaan yang besar hingga akhir tahun. Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan pada kuartal III/2018 menurun sebesar US$4,8 juta meskipun harga bahan bakar dan batu bara meningkat signifikan. 

Harga minyak bakar bersulfur tinggi (HSFO) meningkat sebesar 13%, minyak diesel (HSD) 5%, sedangkan batu bara 7% per unit basis di 3T18 dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun bahan bakar merupakan salah satu biaya terbesar Perseroan.

Adapun total produksi nikel dalam matte selama 9 bulan tahun ini sebanyak 54.227 ton dan penjualan nikel matte sebanyak 54.569 ton. Berdasarkan catatan Bisnis.com, Vale Indonesia merevisi target produksi nikel dalam matte pada 2018 menjadi 75.000 ton dari sebelumnya 77.000 ton akibat aktivitas pemeliharaan yang di luar rencana.

Lebih detail, untuk produksi nikel dalam matte dan penjualan nikel matte masing-masing sebesar 18.193 ton dan 18.566 ton. Nico menyampaikan bahwa volume produksi nikel dalam matte menurun dari kuartal sebelumnya sebesar 18.893 ton dan kuartal III/2017 sejumlah 20.163 ton.

Adapun harga realiasi rata-rata pada kuartal III/2018 senilai U$11.041 per ton, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2018 senilai US$10.880 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper