Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Energi Masih Rendah

Realisasi investasi sektor energi dan sumber daya mineral sampai dengan triwulan ketiga 2018 masih jauh dari target.
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi sektor energi dan sumber daya mineral sampai dengan triwulan ketiga 2018 masih jauh dari target.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi investasi selama 9 bulan ini mencapai US$15,2 miliar atau baru mencapai sekitar 40,86% dari target tahun ini. Sepanjang tahun ini investasi diharapkan dapat mencapai US$37,2 miliar.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, masih jauhnya realisasi nilai investasi tersebut, salah satunya disebabkan adanya efisiensi atau pemangkasan biaya investasi. Dia mencontohkan seperti investasi pada sektor hulu migas, banyak biaya pengembangan blok migas yang semula tinggi bisa ditekan sehingga nilai investasi menjadi turun.

"Efisiensi dari investasi, sepanjang kalau lihat plan of development (POD) kalau negosiasi POD US$10-US$12 miliar, setelah diskusi bisa hemat mungkin bisa US$1-US$2 miliar. Banyak sekali penghematan," ujar Jonan di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Menurutnya, penurunan investasi di sektor migas juga merupakan dampak dari penurunan harga minyak dunia pada tahun-tahun sebelumnya. Efek kenaikan harga minyak dunia dalam setahun terakhir ini terhadap investasi diperkirakan baru akan terefleksi pada 2019 atau 2020.

"Ini sering telat (realisasi investasi). Kalau lihat siklus, investasi besar terutama eksplorasi itu dilakukan diperiode setelah harga minyak tinggi," katanya.

Adapun Jonan menampik seretnya investasi di sektor migas disebabkan diberlakukannya skema PSC gross split. Diberlakukannya gross split justru bertujuan memangkas rantai birokrasi dalam pengadaan di sektor hulu migas. Dia juga mengklaim masih ada kontraktor besar, seperti Chevron yang meminati gross split.

Hingga kuartal III/2018, investasi migas tercatat senilai US$8 miliar atau baru mencapai 47,61% dari target, sektor kelistrikan US$4,8 miliar atau 39,34% dari target, sektor mineral batu bara senilai US$1,6 miliar atau 25,8%, dan sektor energi baru dan terbarukan (EBTKE) senilai US$0,8 miliar atau 40% dari target.

Adapun target investasi sektor ESDM pada tahun ini dipatok US$37,2 miliar yang terbagi dari investasi migas US$16,8 miliar, ketenagalistrikan senilai US$12,2 miliar, minerba senilai US$6,2 miliar, serta EBTKE senilai US$2 miliar.

Kementerian ESDM akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi agar investasi sektor ESDM tetap optimal. Guna mendorong investasi, Kementerian ESDM sampai saat ini telah menderegulasi sebanyak 186 regulasi atau perizinan di seluruh sektor ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper