Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kembali Menguat Kali Ini Bareng Dolar AS

Harga emas kembali menghijau seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat yang berada pada level tertinggi selama 2 bulan di tengah kelanjutan tensi antara Paman Sam dan Arab Saudi setelah terbunuhnya kritikus negara Raja Minyak, Jamal Khashoggi.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menghijau seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat yang berada pada level tertinggi selama 2 bulan di tengah kelanjutan tensi antara Paman Sam dan Arab Saudi setelah terbunuhnya kritikus negara Raja Minyak, Jamal Khashoggi.

Analis di Huatai Futures Sun Hongyuan mengatakan bahwa kekhawatiran pasar global kini sedang dimitigasi setelah China mengumumkan langkah baru untuk mengurangi hambatan pendanaan pada sejumlah perusahaan dan standar kredit pinjaman ke sejumlah perusahaan di Eropa.

Pada perdagangan Selasa (23/10) harga emas spot naik 3,12 poin atau 0,26% menjadi US$1.225,22 per troy ounce dan tercatat turun sekitar 6% selama 2018 berjalan.

Adapun, harga emas Comex mengalami kenaikan 2,60 poin atau 0,21% menjadi US$1.227,20 per troy ounce dan mengalami penurunan 6,7% secara year-to-date(ytd).

Kemudian, indeks dolar AS yang menjadi pengukur kekuatan dolar AS di hadapan sejumlah mata uang menguat 0,05% kembali ke 96,06.

Selain itu, logam mulia paladium diperdagangkan di dekat titik rekornya karena AS berencana untuk menarik diri dari pakta senjata nuklir dengan Rusia sehingga memacu tensi dengan salah satu produsen terbesar di dunia bersamaan dengan kekacauan dari segi pasokan yang sudah menjadi kekhawatiran bagi konsumen.

Hedge fund pada saat ini membangun taruhan bullish-nya pada logam mulia itu, mendorong posisi jangka panjang selama delapan pekan pada Jumat (19/10) lalu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya belum puas dengan penjelasan Arab Saudi terkait dengan hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi. Setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bertemu dengan Raja Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Senin (22/10). Dalam pertemuan tersebut turut membicarakan konflik terkait dengan Jamal Khashoggi.

Pada Sabtu (20/10) Trump sudah menyatakan bahwa dirinya berencana untuk menarik diri dari Perjanjian Nuklir Tingkat Menengah (INT), mengklaim bahwa Moskow telah melanggar perjanjian pada perjanjian nuklir jangka menengah sebelumnya.

“Penurunan risiko di luar AS akan membatasi kenaikan bagi harga emas, perak dan logam mulia lainnya,” ujar Sun, dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/10/2018).

Untuk komoditas logam paladium, investor saat ini masih mengkhawatirkan dampak dari sanksi terbaru pada sejumlah produsen di Rusia.

“Rencana AS untuk menarik diri dari pakta persenjataan nuklir dengan Rusia bisa memberikan dampak besar pada penjualan paladium bersamaan dengan ketika pasar sedang mengalami pengetatan,” kata Betty Wang, ekonom di Bank ANZ.

Pada sesi yang sama dengan perdagangan emas, harga paladium spot akhirnya mengalami penurunan 3,61 poin atau 0,32% menjadi US$1.120,50 per tory ounce. Harga paladium spot sudah mencatatkan kenaikan harga sebesar 5,35% secara ytd.

Adapun, harga paladium Comex ikut turun 1,8 poin atau 0,16% menjadi US$1.105 per troy ounce dan mengalami kenaikan 4,23% selama 2018 berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper