Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Harga Emas Kembali Menguat

Harga emas menghijau dan dalam jalurnya menuju kenaikan mingguan selama tiga pekan beruntun, terdorong oleh momentum teknikal yang menguat dan pelemahan dolar Amerika Serikat.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menghijau dan dalam jalurnya menuju kenaikan mingguan selama tiga pekan beruntun, terdorong oleh momentum teknikal yang menguat dan pelemahan dolar Amerika Serikat.

Pada perdagangan Senin (22/10), harga emas spot melanjutkan kenaikan dari sesi perdagangan sebelumnya sebanyak 0,58 poin atau 0,05% menjadi US$1.227,07 per troy ounce. Sepanjang 2018 berjalan, harga emas sudah mencatatkan penurunan harga sebesar 5,81%

Adapun, harga emas Comex mencatatkan kenaikan 1,5 poin atau 0,12% menjadi US$1.230,20 per troy ounce dan tercatat turun 6,42% secara year-to-date (ytd). Logam kuning itu menuju kenaikan 0,7% dalam sepekan ini.

Analis Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan bahwa pergerakan teknikal emas untuk jangka pendek sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam dua pekan terakhir. Kemudian, adanya volatilitas tinggi pada pasar saham global belakangan ini juga mendorong pergerakan harga emas.

Aksi jual besar-besaran di pasar saham global telah memicu investor untuk kembali beralih untuk menggunakan emas, mendorong harga emas ke titik tertingginya selama 2,5 bulan hingga menyentuh US$1.233,25 pada awal pekan lalu.

Adapun, yang membawa penguatan harga emas kali ini adalah pelemahan dolar AS. Namun, pasar ekuitas yang kembali menguat akan menjadi penahan penguatan harga emas.

“Kami sudah melihat adanya sedikit kenaikan pada pembelian aset lindung nilai dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran pada pelemahan ekonomi dan pasar ekuitas,” ujar David Meger, direktur perdagangan logam di Ridge Futures, dikutip dari Reuters, Senin (22/10/2018).

Emas, yang dihargai dalam dolar AS, kini kembali dilihat sebagai tempat yang aman untuk menyimpan aset di tengah banyaknya ketidakpastian politik dan ekonomi secara global.

Pada sesi yang sama, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama mencatatkan pelemahan 0,12% menjadi 95,59 poin, mundur dari titik tertingginya selama sepekan pada sesi sebelumnya.

Secara teknikal, kenaikan di atas pergerakan rata-rata 100 hari, di kisaran US$1.225 per troy ounce juga turut menjadi dorongan tambahan bagi harga emas. Sejumlah analis mengatakan penembusan di atas level tersebut akan memicu kenaikan lebih lanjut dan semakin memberi tekanan pada penjual jangka pendek.

Wyckoff memproyeksikan resistan harga emas selanjutnya berada di posisi US$1.236,90 per troy ounce dan bisa berlanjut ke US$1.240 per troy ounce.

Indikasi adanya perbaikan sentimen oleh investor, kepemilikan SPDR Gold Trust sebagai dana di bursa atau exchange-traded fund (ETF) emas terbesar meningkat 2,5% dalam dua pekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper