Industri Berbasis Bakau, Kadin Jatim Usul Bikin Neraca Mangrove

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengusulkan kepada pemerintah, akademisi dan pengusaha membuat konsep neraca mangrove guna mengoptimalkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berbasis bahan baku mangrove atau pohon bakau.

Bisnis.com, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengusulkan kepada pemerintah, akademisi dan pengusaha membuat konsep neraca mangrove guna mengoptimalkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berbasis bahan baku mangrove atau pohon bakau.

Tim Ahli Kadin Jatim, Jamhadi menjelaskan dengan membuat neraca mangrove diyakini Jawa Timur tidak akan kekurangan pohon mangrove yang bermanfaat mulai dari akar, pohon hingga buahnya.

Selama ini mangrov sudah mulai banyak dikembangkan menjadi bahan baku sebuah produk UMKM seperti sirup buah mangrove, bahan baku pewarnaan untuk batik hingga manfaat untuk lingkungan yang mampu menahan erosi pantai serta tempat berlindungnya biota laut. Sedangkan untuk industrialisasi belum dilakukan.

"Jatim memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan bisnis berbasis mangrove ini karena memiliki panjang pantai 1.841 km," katanya dalam rilis, Rabu (17/10/2018).

Dia mengatakan dari 38 kota/kabupaten di Jatim, setidaknya ada sekitar 10 kota/kabupaten yang memiliki pesisir pantai, baik di utara, selatan dan timur. Dengan panjang pantai tersebut, setidaknya bisa mulai melestarikan tanaman mangrove dengan menanam setiap tahunnya.

"Dari setiap kota/kabupaten yang punya pantai ini mulai menghitung, membuat neraca dan membuat desain berapa kebutuhan mangrove untuk industri dan berapa untuk menjaga kelestarian lingkungan, lalu berapa yang harus ditanam setiap tahun," jelasnya.

Jamhadi menambahkan selama ini banyak masyarakat nelayan yang mengeluh dalam melakukan rehabilitasi mangrove, salah satunya karena banyak perizinan yang diberikan pemerintah kepada beberapa pihak justru mengakibatkan kerusakan mangrove.

"Ditambah lagi adanya limbah dari industri di sepanjang pantai yang bisa merusak tanaman mangrove," imbuhnya.

Menurutnya para pebisnis, pemerintah, akdemisi, dan komunitas perlu duduk bersama membahas solusi rusaknya mangrove dan cara mengembangkan tanaman ini agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah dari hasil plahan mangrove serta memberikan lapangan pekerjaan baru.

"Kadin sendiri siap untuk memfasilitasi pengembangan mangrove ini dan mereka bisa menggunakan Kadin Institute sebagai instrumen dalam menyelesaikan masalah ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper