Pangeran Harry dan Meghan Markle mengunjungi Sydney Australia/Istimewa
Entertainment

Pangeran Harry-Meghan Markle Dapat Kado di Australia

Renat Sofie Andriani
Selasa, 16 Oktober 2018 - 16:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kerumunan orang memadati Gedung Opera Sydney, Australia, pada hari ini, Selasa (16/10/2018), untuk melihat sosok Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle.

Salah satu pasangan paling disorot tersebut untuk pertama kalinya tampil di depan publik Australia sejak tersiarnya pengumuman resmi tentang kehamilan Meghan.

Pasangan kerajaan Inggris itu memulai tur resmi mereka di Australia dengan perjalanan feri melintasi pelabuhan untuk menyambut khalayak masyarakat yang bersorak di depan Gedung Opera. Gedung ini dibuka pertama kali nenek Harry, Ratu Elizabeth II, 45 tahun lalu.

“Kami berdua benar-benar bahagia berada di sini. Kami benar-benar tidak dapat memikirkan tempat yang lebih baik untuk mengumumkan akan datangnya bayi ini, entah itu seorang anak laki-laki atau perempuan,” ucap Harry di Admiralty House, kediaman resmi gubernur jenderal, seperti dikutip Reuters.

Gubernur Jenderal Sir Peter Cosgrove, perwakilan Ratu Inggris di Australia, menghadiahkan pasangan itu boneka kangguru dan sepasang sepatu bot Ugg berukuran kecil untuk calon bayi mereka.

Pada Senin (15/10), pihak istana Kensington mengumumkan bahwa Duke dan Duchess of Sussex, gelar untuk Harry dan Meghan, sedang menantikan anak pertama mereka yang diperkirakan akan lahir pada musim semi tahun depan.

Anak mereka nanti akan menjadi pewaris urutan ketujuh untuk tahta Inggris sekaligus cicit kedelapan Sang Ratu.

Ribuan orang pun berkumpul di pelabuhan dan Gedung Opera. Baik Harry maupun Meghan tak sungkan berjabat tangan bahkan merangkul para anggota masyarakat.

“Saya ingin melihat pasangan kerajaan itu. Mereka masih muda, udara segar bagi keluarga kerajaan dan masyarakat Australia mencintai mereka,” kata Marvin Lester, yang telah menghadiri setiap kunjungan anggota keluarga kerajaan ke Australia sejak 1954.

Australia, dikenal sebagai sebuah negara monarki konstitusional yang dikepalai pemimpin kerajaan Inggris, pada tahun 1999 memilih menolak menjadi negara republik.

Dukungan untuk negara ini menjadi republik mencapai sekitar 50% menurut jajak pendapat pada Januari, level yang sebagian besar tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro