Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Perkirakan Permintaan Daging Beku Naik Saat Natal & Tahun Baru

Kamar Dagang dan Industri Indonesia meyakini pada akhir tahun ini permintaan akan daging sapi maupun kerbau dalam kondisi beku meningkat.
Ilustrasi/Bisnis Deliana Pradhita Sari
Ilustrasi/Bisnis Deliana Pradhita Sari

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia meyakini pada akhir tahun ini permintaan akan daging sapi maupun kerbau dalam kondisi beku meningkat.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan biasanya permintaan daging sapi segar dari konsumen akan meningkat untuk merayakan hari natal ataupun tahun baru.

"Saya belum prediksikan situasi Natal dan tahun baru, tapi biasanya permintaan daging sapi fresh chilled meningkat," katanya kepada Bisnis, Minggu (14/10/2018).

Namun, menurutnya, dengan situasi pasar seperti sekarang akan ada kemungkinan permintaan meningkat terutama untuk daging beku karena harga yang stabil dibandingkan dengan daging segar yang fluktuatif. "Semua harga daging sapi dan kerbau Frozen lagi sangat stabil, supply cukup dan permintaan terpenuhi," katanya.

Selain itu Juan juga mengabarkan untuk sekarang produksi daging sapi segar dalam negeri masih normal dan stabil. Setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar di waktu sekarang.

Pasokan daging sapi sampai akhir tahun untuk mengisi Hari Raya Natal dan Tahun Baru diprediksi masih defisit. Sementara itu belum ada langkah konkret untuk mengantisipasinya.

Dalam prognosa kebutuhan dan produksi yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan memuat ketersediaan daging minus 76.900 ton antara September—Desember. Adapun prognosa produksi pada periode tersebut sekitar 141.700 ton sedangkan permintaannya mencapai 218.600 ton.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian  Sugiyono menjelaskan melalui pesan elektronik kemungkinan pemerintah akan membuka keran impor daging untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Minus dapat diartikan bahwa untuk mencukupi kebutuhan masih diperlukan impor (daging)," pungkasnya pada Minggu (14/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper