Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kongres Padi Internasional Dihelat di Singapura

Kongres Padi Internasional (International Rice Congress) digelar di Singapura, pada15-17 Oktober
Kongres padi Internasional di Singapura/Dika Irawan
Kongres padi Internasional di Singapura/Dika Irawan

Bisnis.com, SINGAPURA - Kongres Padi Internasional (International Rice Congress) digelar di Singapura, pada15-17 Oktober

Dalam perhelatan tersebut, International Rice Research Institut (IRRI), Agri-food & Veterinary Authority of Singapore (AVA), dan Food Agriculture Organization (FAO) memperbaharui komitmen mereka untuk berupaya secara langsung mencapai tujuan keamanan pangan dan nutrisi global.

Director General IRRI Matthew Morell mengatakan, pihaknya menghadapi tantangan yang signifikan terkait pangan dan jaminan gizi untuk semua orang. Bersama-sama, dengan sejumlah institusi, pihaknya hendak menerjemahkan suara penelitian ilmiah menjadi solusi inovatif bagi petani di dunia.

“Memahami kebutuhan pemangku kepentingan terkait beras saat ini dan di masa mendatang memungkinkan kami untuk menargetkan pekerjaan kami menuju solusi yang paling efektif. Dengan mitra kami, kami dapat menerapkannya langkah-langkah konkret untuk membawa perubahan signifikan dalam sistem pertanian pangan global," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (15/10/2018).

Menurut Morell setengah dari populasi dunia, sekitar 3,5 miliar orang, makan nasi setiap hari. Pada 2050, setiap tahun konsumsi beras global diperkirakan meningkat dari 450 juta ton menjadi 525 juta ton.

Sementara lebih dari 90% dari beras ini dikonsumsi di Asia, termasuk di wilayah itu 515 juta orang masih terpengaruh oleh kelaparan, permintaan beras di Afrika tumbuh 7% per tahun.

Terpenting lagi, dari 667 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia, hampir 151 juta stunting akibat kekurangan gizi.

Kundhavi Kadiresan, Asisten Direktur Jenderal FAO dan Perwakilan Regional untuk Asia dan Pasifik mengatakan, dunia berubah dengan cepat, dan masa depan ekonomi beras akan terlihat banyak berbeda dari sekarang.

“Sebabnya FAO bekerja dengan IRRI untuk membuat produk pengetahuan relevan yang memanfaatkan perubahan teknologi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper