Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perluasan B20 & Penaikan Tarik PPh 22 Belum Mampu Tekan Impor

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mengalami surplus US$0,23 miliar yang dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas sebesar US$1,30 miliar, sedangkan sektor migas defisit US$1,07 miliar.
Defisit perdagangan dan ketentuan baru PPh impor./Bisnis-Radityo Eko
Defisit perdagangan dan ketentuan baru PPh impor./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mengalami surplus US$0,23 miliar yang dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas sebesar US$1,30 miliar, sedangkan sektor migas defisit US$1,07 miliar.

Namun demikian, meskipun September 2018 mengalami surplus, secara akumulasi neraca perdagangan Januari-September tahun ini tetap masih mengalami defisit sebesar US$3,78 miliar.

Yunita Rusanti, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, berharap pada sisa bulan terakhir hingga pengujung tahun ini tetap akan surplus.

"September ini kita surplus meski sedikit. Harapannya ke depan, mudah-mudahan tetap surplus, karena secara komulatif Januari-September ini masih mengalami defisit cukup besar," ujarnya usai paparan Perkembangan Ekspor Impor September 2018, di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/10/2018).

Menurutnya, sejumlah kebijakan yang telah ditempuh oleh pemerintah untuk mendongkrak neraca perdagangan di Tanah Air, seperti menekan impor melalui kebijakan penaikan tarif PPh 22 dan juga perluasan mandatori biodiesel 20% atau B20 belum begitu terlihat dampaknya.

"Untuk kebijakan PPh 22 maupun B20 untuk September ini belum terlalu kelihatan, masih kecil pengaruhnya," ujarnya.

Pihaknya menilai kebijakan tersebut baru akan terlihat pada bulan-bulan ke depan karena kebijakan tersebut baru efektif mulai berlaku pada pertengahan September 2018.

"PPh 22 kan dikeluarkan pada 5 September, tapi mulai berlaku efektif kan seminggu setelah dikeluarkan," ujar Rusanti.

Sementara itu, seperti diketahui sebelumnya bahwa pemerintah mengakui penyerapan perluasan B20 masih belum bisa berjalan efektif secara penuh 100%.

Hal itu lantaran masih terdapat beberapa sektor yang belum bisa menerapkan B20 dan juga masih terdapat tantangan pada pasokan dan distribusi FAME, sebagai bahan baku campuran solar untuk menjadi B20.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper