Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkembangan Isu Saham & Perang Dagang Kerek Harga Emas

Harga emas kembali menghijau bersamaan dengan kelanjutan pelemahan saham di Asia. Kondisi tersebut merupakan sinyal dari Presiden AS Donald Trump yang akan kembali menjatuhkan tarif dagang pada China.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menghijau bersamaan dengan kelanjutan pelemahan saham di Asia. Kondisi tersebut merupakan sinyal dari Presiden AS Donald Trump yang akan kembali menjatuhkan tarif dagang pada China.

Selain itu, penguatan harga juga dipengaruhi oleh ketegangan yang dirasakan investor pada pasar energi setelah Arab Saudi mengancam akan membalas langkah hukuman setelah hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.

Bullion yang sempat mengakhiri kenaikan mingguan secara back-to-back sejak April pada pekan lalu, kembali diperdagangakan di atas US$1.200 per troy ounce karena kekhawatiran akan perang dagang dan semakin memacu aksi jual pada saham AS, yang kemudian luber ke Asia dan Eropa.

Ekonom di ANZ Felicity Emmett mengatakan bahwa sentimen global masih goyah dengan ekuitas di Jepang, Australia, dan Korea Selatan tercatat anjlok bersama dengan peringatan adanya kerentanan perekonomian global dari sejumlah menteri keuangan di pertemuan International Monetary Fund di Bali.

Selain itu, Trump juga memberi sinyal akan kembali menjatuhkan putaran tarif terbaru pada China dan memperingatkan bahwa China yang ikut campur pada politik AS akan membawa masalah yang lebih besar dibandingkan dengan campur tangan Rusia di pemilihan umum di AS pada 2016 silam.

AS juga terus menekankan bahwa penolakan Arab Saudi atas keterlibatannya pada kehilangan jurnalis Khasoggi tidak bisa terus berlanjut. Penasihat ekonomi AS Larry Kudlow mengatakan bahwa AS akan melakukan tindakan tegas apabila Saudi terbukti bertanggung jawab akan hilangnya jurnalis itu.

Pada perdagangan Senin (15/10), harga emas spot kembali terkerek 5,06 poin atau 0,42% menjadi US$1.222,11 per troy ounce dan mencatatkan pelemahan harga hingga 6,19% selama tahun berjalan.

Adapun, harga emas Comex tercatat naik 3,40 poin atau 0,28% menjadi US$1.225,40 per troy ounce dan mencatatkan penurunan harga hingga 6,97% secara year-to-date (ytd).

Indeks dolar AS, yang menjadi pengukur kekuatan dolar AS di hadapan sejumlah mata uang utama masih mengalami penguatan 0,14% menjadi 95,36 poin.

“Kemungkinan penurunan pada indeks VIX masih tinggi, karena pasar ekuitas di seluruh dunia masih mendung dan banyak investor yang akhirnya kembali membeli emas sebagai aset lindung nilai,” ujar Yongyuan Yao, periset di Nanhua Futures, dikutip dari Bloomberg, Senin (15/10/2018).

Selain emas, logam mulia lainnya turut menghijau dengan perak spot terkerek tipis 0,06 poin atau 0,42% menjadi US$14,64 per troy ounce dan tercatat turun harga hingga 13,56% sepanjang tahun. Selain itu, perak Comex naik 0,02 poin atau 0,17% menjadi US$14,66 per troy ounce dan turun 14,49% ytd.

Kemudian, platinum spot mengalami kenaikan 3,34 poin atau 0,40% menjadi US$841,59 per troy ounce dan mencatatkan penurunan hingga 9,34% sepanjang 2018 berjalan. Sedangkan platinum Comex mengalami kenaikan 5 poin atau 0,60% menjadi US$845 per troy ounce dan turun10,49% sepanjang tahun ini.

Selanjutnya, paladium spot terangkat 4,51 poin atau 0,42% menjadi US$1.072,25 per troy ounce dan membukukan kenaikan harga 0,82% selama tahun berjalan. Adapun, harga paladium Comex naik 3,60 poin atau 0,34% menjadi US$1.064,40 per troy ounce dan tercatat naik harga 0,32% secara ytd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper