Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasabah Pindahkan Investasi, Jumlah DPK Bank Sumut Turun

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara mencatatkan penurunan pendanaan yang diduga akibat perpindahan dana nasabah ke instrumen investasi pasar modal.

Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara mencatatkan penurunan pendanaan yang diduga akibat perpindahan dana nasabah ke instrumen investasi pasar modal.

Syahdan Ridwan Siregar, Corporate Secretary Bank Sumut, menyatakan secara umum kinerja perseroan per September masih menunjukkan perkembangan positif, meskipun ada penurunan dari sisi pendanaan.

“Kinerja Bank Sumut per September kemarin ada kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (11/10/2018).

Adapun, jumlah total dana pihak ketiga (DPK) perseroan mencapai Rp24,89 triliun. Realisasi tersebut turun 14,1% secara year on year dibandingkan dengan jumlah DPK pada September 2017 sebesar Rp28,99 triliun.

Salah satu faktor turunnya jumlah pendanaan tersebut, kata Syahdan, karena adanya perpindahan dana nasabah ke instrumen investasi surat berharga. Seperti diketahui, pada tahun ini pemerintah menjual surat utang negara (SUN) Ritel seri SBR003 dan SBR004 pada Mei dan September 2018.

Tingginya minat investor membuat pemerintah kembali menerbitkan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI015 pada Oktober dengan tingkat kupon yang cukup tinggi yakni 8,25%.

Selain itu faktor tersebut, Syahdan mengatakan sebagian nasabah juga memilih masuk ke pasar saham di tengah momentum turunnya indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Penurunan DPK kemarin karena banyak yang [pindah] ke saham dan juga efek dari penerbitan ORI sebab tingkat bunga ORI dan SUN memang menarik. Lembaga keuangan seperti dana pensiun atau BPJS lebih condong membeli itu, jadi simpanan dicairkan dan dipindah ke instrumen investasi lain,” katanya.

Dia belum menyebutkan total jumlah dana simpanan yang berpindah ke pasar modal. Akan tetapi, sebagai perbandingan, DPK Bank Sumut per akhir kuartal III telah turun Rp1,32 triliun dibandingkan dengan posisi akhir Juni yang berjumlah Rp26,21 triliun.

Nurul Aulia N., Pemimpin Bidang Global Market Divisi Treasury Bank Sumut, menambahkan bahwa likuditas perseroan masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit hingga akhir tahun.

“Loan to deposit ratio kami masih di level 80-an persen, artinya masih dalam kategori aman sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jelang akhir tahun, tabungan akan naik karena banyak program promo dan deposito juga ikut naik karena masuknya dana pelunasan proyek-proyek pekerjaan,” kata Nurul.

Sementara itu, dari sisi fungsi intermediasi Bank Sumut mencatatkan pertumbuhan satu digit. Total pembiayaan dan kredit yang disalurkan Bank Sumut sampai September mencapai Rp21,12 triliun, naik 6,2% (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp19,88 triliun.

Secara year to date (ytd) penyaluran kredit dan pembiayaan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini tumbuh 2,3% dari posisi akhir Desember 2017 Rp20,64 triliun. Realisasi tersebut masih di bawah ekspektasi pertumbuhan tahunan dalam Rencana Bisnis Bank yakni 7% per akhir tahun 2018.

Lebih lanjut, untuk jumlah laba bersih Bank Sumut hingga September 2018 mencapai Rp392,51 miliar, turun 17,6% (YoY) atau turun 37,6% (YtD) dari akhir Desember 2017. Capaian laba bersih itu juga masih jauh dari target yang dibidik dalam RBB yakni Rp643,9 miliar.

“Kami masih optimistis target-target dalam RBB bisa tercapai dengan memaksimalkan upaya dalam tiga bulan terakhir ini. Dengan pembalikan pencadangan saja pasti bisa dapat laba,” kata Syahdan.

Salah satu proyeksi pembalikan komponen cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yakni dari cadangan surat berharga sebesar Rp96,84 miliar. CKPN tersebut dialokasikan untuk mitigasi risiko pembelian Medium Term Notes (MTN) perusahaan pembiayaan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan senilai Rp148 miliar.

Seperti diketahui, perusahaan pembiayaan tersebut tengah dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) akibat kasus gagal bayar bunga.

“PKPU Sunprima itu masih dalam proses, kami akan lihat hasilnya yang diharapkan selesai dalam satu bulan ini. Kalau direstrukturisasi, ada kemungkinan akan terjadi koreksi CKPN,” kata Nurul dalam kesempatan yang sama. 

Pembalikan CKPN juga diharapkan terjadi dari sisi kredit. Bank Sumut juga terus mengupayakan perbaikan kredit bermasalah lewat penagihan hingga restrukturisasi kredit-kredit macet. Rasio non performing loan (NPL) mulai turun dari level 5% menjadi 4,59% pada akhir September 2018.

“Turunnya NPL ini merupakan prestasi tersendiri. Tim kami bekerja hingga Sabtu Minggu melakukan penagihan-penagihan kredit macet,” paparnya.

Sementara itu, terkait kekosongan direksi, perseroan menyatakan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pasca pengunduran diri Edie Rizliyanto selaku Direktur Utama yang diangkat menjadi Dirut Jasindo.

Sesuai tata tertib Bank Sumut, RUPSLB tersebut akan digelar paling lama 30 hari sejak pengunduran diri yang dilakukan pada 5 Oktober lalu. “14 hari sebelum rapat dilakukan, kami akan menyampaikan pengumuman di surat kabar atau melalui surat langsung kepada pemegang saham,” tutur Syahdan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper