Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinkop Jateng akan Sertifikasi 600 Perajin Batik

Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng akan melakukan sertifikasi terhadap 600 pembatik asal Jawa Tengah. Hal ini, dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas batik yang dihasilkan oleh para perajin.
Perajin batik/ Antara-Saiful Bahri
Perajin batik/ Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng akan melakukan sertifikasi terhadap 600 pembatik asal Jawa Tengah. Hal ini, dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas batik yang dihasilkan oleh para perajin.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng Ema Rachmawati menuturkan, pada tahun 2017 lalu terdapat 300 perajin batik yang disertifikasi. 300 perajin batik tersebut berasal dari 10 kabupaten yang tersebar di Jawa Tengah.

“Tahun ini bertambah dua kali lipat. Yaitu 600 pembatik dari 20 kabupetan. Masing-masing kabupaten rata-rata mengirim 30 pembatik. Berarti dalam dua tahun terakhir saja setidaknya sudah 900 pembatik yang tersertifikasi," kata Ema Selasa (2/10/2018).

Menurutnya, dengan adanya sertifikasi untuk meningkatkan kualitas perajin. Diharapkan, dengan adanya sertifikasi para produsen dapat menilai lebih keahlian pembatik tersebut.

“Di salah satu daerah juga pengusaha sudah berjanji akan menaikkan upah para pembatik yang sudah tersertifikasi,”ujarnya.

Ema menambahkan, pemerintah terus mendorong para perajin batik untuk terus berkembang.

Pasalnya, batik asal Jateng memiliki potensi penjualan yang besar seiring dengan banyaknya orang yang memakai batik.

Kendati demikian, diakuinya masih terdapat sejumlah tantangan.

Diantaranya, banyak konsumen yang kini lebih cenderung mencari batik-batik yang sudah dalam bentuk busana siap pakai, sedangkan perajin masih sebatas di proses membatiknya saja.

“Trennya sekarang ke arah yang praktis, banyak yang mencari batik-batik yang sudah jadi baju atau dress karena males untuk menjahitkan. Sedangkan sentra-sentra produsen batik sendiri masih jarang yang mengeluarkan dalam bentuk fashion yang juga mengikuti tren,”ujarnya.

Oleh karena itu, ke depan pihaknya akan berupaya menghubungkan sentra-sentra produsen batik ini dengan SMK yang memiliki jurusan tata busana.

Selain itu juga mengajak desainer untuk mengajari para pembatik mengenai tren fashion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper