Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 19 SEPTEMBER: Polemik Beras Meruncing, Fintech Lending Pacu Pertumbuhan

Berita tentang tata niaga dan manajemen beras serta industri financial technology (fintech) lending menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (19/9/2018).
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Berita tentang tata niaga dan manajemen beras serta industri financial technology (fintech) lending menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (19/9/2018).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Polemik Beras Meruncing. Pemerintah perlu segera membenahi silang sengkarut tata niaga dan manajemen beras agar Indonesia terbebas dari ketergantungan impor beserta polemik yang mengiringinya. (Bisnis Indonesia)

Fintech Lending Pacu Pertumbuhan. Industri modal ventura berlari cukup kencang dengan mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan dua digit sampai Juli 2018. Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ketika penyaluran pembiayaannya menurun. (Bisnis Indonesia)

Sejumlah Asumsi Dasar Diubah. Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR sepakat mengubah sejumlah asumsi makro RAPBN 2019 seiring dengan dinamika perekonomian baik global maupun domestik. (Bisnis Indonesia)

Pajak Rokok Tambal Defisit BPJS Kesehatan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi pertaruhan Presiden Joko Widodo, sebelum periode 4 tahun pemerintahannya pada Oktober 2018. Itu sebabnya, sejumlah langkah dilakukan untuk menutup defisit keuangan program jaminan sosial yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu. (Kontan)

Disparitas Harga Rp5.000, Waspadai Penyelewengan BBM Bersubsidi. Pemerintah diminta memaksimalkan perangkat pengawasan yang dimiliki Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) guna menekan terjadinya praktik penyelewengan/penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar karena besarnya disparitas harga yang mencapai sekitar Rp5.000 per liter dengan solar nonsubsidi. (Investor Daily)  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper