Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Pasar Sekunder Properti Melambat

Bank Indonesia membenarkan bahwa saat ini terjadi perlambatan pasar sekunder properti di seluruh Indonesia.
Pekerja mengerjakan pembangunan salah satu perumahan mewah di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/1). Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kredit real estate tumbuh 8,7 persen atau menjadi Rp135,7 triliun per November 2017, sementara kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 11 persen. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pekerja mengerjakan pembangunan salah satu perumahan mewah di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/1). Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kredit real estate tumbuh 8,7 persen atau menjadi Rp135,7 triliun per November 2017, sementara kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 11 persen. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia membenarkan bahwa saat ini terjadi perlambatan pasar sekunder properti di seluruh Indonesia.

 Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati mengatakan ada kasus yang berbeda terkait pasar sekunder properti di Indonesia tahun ini. Sebagai contoh saja, di Provinsi DKI Jakarta pasar sekunder properti mengalami perlambatan.

 “Di Jakarta ini terjadinya pelambatan. Kalau pelambatan ini tidak berarti negative harga turun, sebaliknya, melambat sebenarnya harganya tetap naik tetapi penyerapannya tidak meningkat, malah menurun,” ujar Yati kepada Bisnis, Minggu (16/9/2018).

 Dikutip dari Laporan Perkembangan Harga Properti Residensial Bank Indonesia dari Departemen Statistik yang diluncurkan 13 September 2018 lalu, di Jakarta perkembangan harga properti residensial pasar sekunder pada Agustus 2018 melambat menjadi 3,14% dari sebelumnya 4,36% pada Juli 2018.

Bank Indonesia mencatat pelambatan harga properti residensial tersebut terjadi di semua tipe rumah dan di sebagian besar wilayah Jakarta, kecuali Jakarta Timur.

“Pertumbuhan harga tertinggi di wilayah Jakarta Selatan,” ungkap Yati.

 Yati mengungkapkan, perkembangan harga properti di pasar sekunder pada Agustus 2018 mengalami peningkatan walaupun masih cenderung melambat. Perlambatan tersebut terjadi di sebagian besar Kota/Kabupaten besar di Indonesia terjadi di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar.

“Kalau ada yang turun itu misalnya di Palembang, pertumbuhannya baik tetapi harganya menurun,” jelas Yati.

Ditambahkan, bahwa data statistik yang digunakan Bank Indonesia dalam mengukur properti residensial sekunder mengacu pada iklan penjualan properti pada dua portal online terbesar. Adapun dua portal itu telah memiliki keterjangkauan di 50% di seluruh Indonesia.

Bank Indonesia mencatat, terdapat 418 kota/kabupaten yang memoliki iklan properti online. Ada pun yang diolah lebih lanjut adalah kota/kabupaten dengan jumlah iklan properti lebih dari 200.

 Kepala Departemen Riset Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan memang sektor apartemen di Jakarta memang mengalami penurunan volume penjualan pada semester I/2018 ini.

Angka penjualan selama semester pertama ini sekitar 1.350 unit, dibawah semesterI/2017 yang diatas 5.000 unit. Dia menyebut total apartemen baru di Jakarta hanya sekitar 2.000 unit. Kondisi ini membuat tawaran untuk apartemen kelas menengah ke atas memasang harga yang kompetitif.

Dia menceritakan belakangan ini mulai ditemukan harga apartemen di Jakarta sudah sama harga dengan di luar Jakarta yaitu Rp20 juta per meter persegi. Awalnya, Jakarta memasang harga sekitar Rp35 juta per meter persegi sampai Rp40 juta per meter persegi. Dia memprediksi kondisi ini disebabkan oleh kondisi suplai yang banyak dengan angka penjualan yang relatif rendah.

“Jadi ini waktunya beli properti sih, bukan hanya gimmick. Mungkin mereka mulai jual aset dengan kondisi sedang BU [butuh uang]. Jadi ini memang baru fenomena saja, sudah ada harga apartemen sekunder yang murah di Jakarta,” terang Anton.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper