Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rute Hanya Kelapa Gading-Velodrome, LRT Mirip Moda Rekreasi, Bukan Transportasi

Pakar transportasi menilai warga Jakarta tidak tertarik menggunakan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) sebagai moda transportasi sehari-hari.
Warga berada dalam kereta api ringan atau light rail transit (LRT) saat uji coba operasi terbatas di Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta, Senin (10/9). PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melakukan proses uji coba moda transportasi LRT Jakarta secara terbatas yang membentang dari Stasiun Velodrome Rawamangun hingga Stasiun Boulevard Utara Kelapa Gading sepanjang 5,8 km dan berlangsung hingga hingga 20 September 2018./Antara
Warga berada dalam kereta api ringan atau light rail transit (LRT) saat uji coba operasi terbatas di Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta, Senin (10/9). PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melakukan proses uji coba moda transportasi LRT Jakarta secara terbatas yang membentang dari Stasiun Velodrome Rawamangun hingga Stasiun Boulevard Utara Kelapa Gading sepanjang 5,8 km dan berlangsung hingga hingga 20 September 2018./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pakar transportasi menilai warga Jakarta tidak tertarik menggunakan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) sebagai moda transportasi sehari-hari.

Djoko Setijowarno, Pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, menjelaskan niat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mendorong peralihan kebiasaan warga Jakarta menggunakan transportasi massal terancam batal. Kehadiran LRT yang tidak tepat sasaran yang membuat masyarakat enggan beralih dari kendaraan pribadi.

Menurutnya warga DKI enggan menggunakan LRT sebagai moda transportasi massal karena beberapa faktor. Pertama, rute LRT, yakni Kelapa Gading—Velodrome terlalu pendek sehingga warga berpotensi tetap menggunakan kendaraan pribadi. Kedua, tarif LRT lebih mahal dibandingkan dengan moda transportasi massal seperti Transjakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL). Ketiga, keberadaan LRT dianggap sebagai moda untuk rekreasi, bukan transportasi umum karena titik tujuannya bukan di pusat perkantoran.

"Belum mendorong peralihan, ini belum menarik kalau masih 5,8 km. Segera diperpanjang saja. Ini hanya main-mainan bila beberapa kilometer," kata Djoko kepada Bisnis, Kamis (13/9/2018).

Dia berharap agar LRT Kelapa Gading—Velodrome bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah seperti kereta api ringan yang berada di Palembang. Menurutnya, tarif LRT Jakarta tanpa subsidi dapat mencapai di atas Rp8.000. Sementara itu, tarif LRT di Palembang yang telah disuntik subsidi mencapai Rp5.000.

"Wajar bila harga LRT di atas Rp8.000 asal rutenya panjang seperti ke Sudirman atau Tanah Abang. Akan tetapi, kalau pendek seperti itu sayang saja tidak ada yang mau naik," sebutnya.

Lebih lanjut, dia berharap agar Pemprov DKI melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dapat segera memulai pembangunan tahap kedua. Adapun pembangunan tahap kedua ini rencananya menghubungkan antara rute LRT Kelapa Gading—Velodrome hingga ke Tanah Abang. Dia menilai pembangunan tahap kedua tersebut lebih mendorong warga Jakarta untuk menggunakan angkutan umum karena rutenya panjang dan melewati perkotaan.

"Harus segera dipercepat agar niat pemerintah mendorong perpindahan ke angkutan umum tercapai," imbuhnya.

Sementara itu, Djoko mengapresiasi langkah Pemprov DKI untuk tidak tergesa-gesa meresmikan LRT tahap pertama untuk penumpang umum. Dia menambahkan yang terpenting dari sistem transportasi adalah keselamatan. Dengan memperpanjang peresmian LRT hingga awal tahun depan maka persiapan pun semakin matang.

"Mungkin biar matang lebih dulu. Supaya tidak ada masalah di lain hari. Selain itu, mungkin masih mempertimbangkan mengenai tarif atau pun subsidi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper