Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Hal Ini Harus Diperhatikan untuk Kembangkan Kawasan Industri di Luar Jawa

Himpunan Kawasan Industri menilai pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa sebagai langkah penting yang harus didukung.
Tenaga kerja sala China yang dipekerjakan di Kawasan Industri Morowali.//Bisnis-David Eka Issetiabudi.
Tenaga kerja sala China yang dipekerjakan di Kawasan Industri Morowali.//Bisnis-David Eka Issetiabudi.

Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Kawasan Industri menilai pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa sebagai langkah penting yang harus didukung. HKI menekankan tiga hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk pembangunan kawasan industri baru.

Pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa menjadi agenda Kementrian Perindustrian. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis (27/6/2018) menyatakan kawasan industri di luar Jawa meningkat dari 28,01 persen pada 2014 menjadi 42,42 persen pada 2016.

Pengembangan kawasan industri tersebut dinilai Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar sebagai langkah yang harus didukung. Selain dapat memicu pemerataan pembangunan, langkah tersebut sejalan dengan program Nawacita.

Sanny menekankan tiga hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa. Fokus pada industri berbasis sumber daya alam (SDA) membuat kawasan industri di luar Jawa akan berbeda dengan di Jawa.

Pertama, menurut Sanny pemerintah harus jeli menilai potensi lokasi kawasan industri tersebut. "Sekarang masing-masing daerah harus melihat kompetensi inti dari daerahnya," tutur Sanny kepada Bisnis, Rabu (12/9/2018).

Sanny mencontohkan kawasan industri di Morowali, dengan potensi nikel yang besar, industrialisasinya dapat membangun perekonomian daerah.

Hal kedua yang harus diperhatikan pemerintah adalah mitra strategis yang mau berinvestasi di kawasan industri di luar Jawa. Pemerintah daerah harus didorong untuk mampu mencari mitra strategis dalam pengembangannya.

"(Industri) yang diinisiasi pemerintah daerah, akhirnya (perkembangannya) lambat. Karena mungkin kurang pengalaman dan jaringan. Makannya harus punya mitra strategis, bisa berbentuk perusahaan patungan, mitra aliansi," ujar Sanny.

Sanny dengan lugas mencontohkan, Sinarmas, perusahaan yang dipimpinnya pun memerlukan mitra strategis. "Kami saja masih kerjasama dengan Jepang," tutur Sanny.

Hal ketiga, pemerintah pusat harus mampu bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan industri. Sanny menilai hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam pembangunan kerap tidak sinkron.

Bukan hanya koordinasi yang harus diefektifkan, namun juga seluruh aspek pembangunan. Sanny mencontohkan pembangunan daerah kadang tidak berjalan secepat pembangunan proyek nasional yang akan ditopangnya.

Kawasan industri di luar Jawa akan menarik investor jika industri tersebut menjanjikan. Tetapi Sanny tidak memungkiri kawasan industri tersebut memiliki potensi yang baik.

"Tinggi atau tidak (minat investasi) tergantung apa yang ditawarkan. Kalau infrasruktur tidak menunjang tidak akan menarik. Kita yang harus menciptakan (minat tersebut)," ujar Sanny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper