Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Pajak Manufaktur Melambat, Ini Pemicunya!

Bisnis.com, JAKARTA — Besarnya nilai restitusi di subsektor industri pengilangan menjadi pemicu tergerusnya pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor manufaktur.
Pekerja menyelesaikan pembuatan gitar listrik di pabrik alat musik Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Pekerja menyelesaikan pembuatan gitar listrik di pabrik alat musik Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Besarnya nilai restitusi di subsektor industri pengilangan menjadi pemicu tergerusnya pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor manufaktur.

Hestu Yoga Saksama, Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak, mengatakan bahwa akibat sifatnya yang sementara, otoritas pajak tetap yakin performa penerimaan pajak dari sektor manufaktur bakal kembali seperti semula.

"Memang restitusi cukup besar dari beberapa WP [wajib pajak] besar di subsektor industri pengilangan. Kami yakin dalam bulan-bulan mendatang pertumbuhan sektor pengolahan akan meningkat lagi," ungkapnya, Rabu (15/8/2018).

Yoga menjelaskan bahwa pertumbuhan penerimaan pajak untuk sektor pengolahan sebenarnya cukup bagus (12,48%), meskipun hal itu juga harus diakui realisasinya tidak setinggi tahun lalu (18,6%). 

Melambatnya kinerja manufaktur pada kuartal II/2018 berpengaruh terhadap penerimaan pajak dari sektor manufaktur yang selama 2 bulan terakhir pertumbuhannya tercatat terus mengalami pelambatan.

Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak per Juli 2018 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ini hanya 12,48% atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan lalu yang mencapai 12,64%. 

Realisasi Juli 2018 juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 18,16%.

Meski tumbuh relatif lebih rendah, kontribusi sektor manufaktur masih lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya. Pertambangan misalnya, meski tumbuh hampir tembus ke angka 80%, kontribusinya ke penerimaan pajak hanya 6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper