Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Syariah Sabet Dua Penghargaan

PT Bank BNI Syariah raih memantapkan dirinya sebagai bank syariah terbaik versi majalah infobank yang dinilai berdasarkan kualitas aset, ekspansi dana, ekspansi pembiayaan, dan rasio pembiayaan bermasalah.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BNI Syariah menyabet dua penghargaan berskala nasional yang dinilai berdasarkan kualitas aset, ekspansi dana, ekspansi pembiayaan, dan rasio pembiayaan bermasalah.

Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tersebut mendapatkan penghargaan dari Majalah Infobank untuk kategori bank syariah dengan aset di atas Rp25 triliun dan The Best Syariah dengan sangat bagus 2017 dengan aset di atas Rp25 triliun.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan bahwa prestasi tersebut menjadi dorongan bagi perseroan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada nasabah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

“Salah satunya dengan memperluas pemanfaatan ekosistem halal di semua lini bisnis dan institusi sehingga keberadaan BNI Syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia”, ujarnya melalui siaran pers, Rabu (15/8/2018).

Per akhir Juni 2018, laba bersih perseroan mencapai Rp202,9 miliar atau tumbuh 23% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp165,1 miliar. Pertumbuhan juga terlihat dari aset BNI Syariah yang mencapai Rp37,7 triliun, tumbuh 22,9% secara tahunan.

Dari fungsi intermedias, BNI Syariah merealisasikan pembiayaan sejumlah Rp25,1 triliun atau tumbuh 11,4% (yoy). Segmen komersial mencatatkan pertumbuhan paling tinggi yakni 22%. Sementara itu, segmen SME dan konsumer tumbuh masing-masing 12,3% dan 7,8%.

Berdasarkan komposisinya, pembiayaan BNI Syariah paling besar dikuasai oleh segmen konsumer yang berjumlah Rp12,9 triliun atau mencapai 51,5% dari total pembiayaan. Adapun, segmen kecil dan menengah serta segmen komersial masing-masing mencapai 22% dan 21%.

Pertumbuhan pembiayaan juga diikuti dengan peningkatan kualitas pembiayaan yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) sebesar 3,04%, lebih redah dari rata-rata industri yang mencapai 4,06%.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan mencapai Rp32,4 triliun atau naik 21,5% (yoy). Jumlah tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,5% dengan jumlah nasabah sebesar 2,6 juta. Komposisi dana pihak ketiga tersebut didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 52,8%.

Firman menuturkan, akan mempercepat pertumbuhan bisnis pada semester II/2018 melalui peningkatan sinergi pembiayaan supply chain dari perusahaan induk, ekspansi nasabah low risk baik, peningkatan kualitas pembiayaan dan peluasan customer based untuk transaksional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper