Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Pajak Sektor Manufaktur Melambat

Bisnis.com, JAKARTA – Melambatnya kinerja manufaktur pada kuartal II/2018 berpengaruh kepada penerimaan pajak dari sektor manufaktur yang selama 2 bulan terakhir pertumbuhannya tercatat terus mengalami pelambatan.
Realisasi penerimaan pajak. / Bisnis-radityo eko
Realisasi penerimaan pajak. / Bisnis-radityo eko

Bisnis.com, JAKARTA – Melambatnya kinerja manufaktur pada kuartal II/2018 berpengaruh kepada penerimaan pajak dari sektor manufaktur yang selama 2 bulan terakhir pertumbuhannya tercatat terus mengalami pelambatan.

Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak per Juli 2018 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ini hanya 12,48% atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan lalu yang mencapai 12,64%.

Realisasi Juli 2018 juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 18,16%.

Meski tumbuh relatif lebih rendah, Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengatakan bahwa kontribusi sektor ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya. Pertambangan misalnya, meski tumbuh hampir tembus ke angka 80%, kontribusinya ke penerimaan pajak hanya 6,5%.

"Tetapi secara keseluruhan, penerimaan yang dikelola Ditjen Pajak pertumbuhannya 14,36% dibandingkan dengan tahun lalu," kata Robert, Selasa (14/8/2018).

Adapun jika dilihat berdasarkan sektornya, penerimaan pajak manufaktur mencapai Rp194,3 triliun atau berkontribusi sebesar 29,9% dari realisasi bulan Juli yang mencapai Rp687,17 triliun.

Kontribusi penerimaan pajak kedua paling besar adalah sektor perdagangan senilai Rp131,7 triliun atau 20,3% dari realisasi. Sementara itu, sektor pertambangan realisasi penerimaannya senilai Rp42,2 triliun atau 6,5% dari realisasi Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper