Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cari Pendanaan Jangka Panjang, BTN Gandeng SMF

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang yang akan dimanfaatkan untuk menyalurkan kredit bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang yang akan dimanfaatkan untuk  menyalurkan kredit bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, pinjaman jangkan panjang dari SMF dapat meringkankan beban perbankan karena bunga yang diberikan di bawah 4,5 %. Adapun, tenor untuk pinjaman tersebut adalah 20 tahun.

Dia juga mengatakan, BTN mendapatkan keuntungan lain berupa dana mengendap dari giro Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan PPDPP. Dengan demikian, beban bunga menjadi lebih ringan dan target margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga lebih mudah diraih.

“Kami akan mengoptimalkan kerja sama dengan SMF untuk merealisasikan komitmen kami dalam penyaluran FLPP,” ujarnya, Selasa (14/8/2018).

Sepanjang semester I/2018, BTN menyalurkan pembiayaan perumahan baik KPR maupun kredit konstruksi untuk hunian sebanyak 423.303 unit rumah dengan nilai Rp38,4 triliun baik rumah subsidi maupun nonsubsidi. Adapun, untuk pembiayaan rumah subsidi, BTN mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

Pada tahun ini, BTN mendapatkan alokasi penyaluran kredit bersubsidi melalui skema FLPP sebanyak 9.500 unit. Sebanyak 464 unit di antaranya dibiayai oleh BTN Syariah melalui akad murabahah (jual beli).

Selain itu, Iman menyatakan perseroan siap menerima limpahan penyaluran FLPP dari bank lain yang belum memenuhi target penyaluran kredit bersubsidi tersebut. Dia optimistis BTN dapat mengoptimalkan skema kredit tersebut untuk mencapai target pembiayaan perumahan bersubsidi sebanyak 600.000 unit.

“Kami melihat peluangnya masih besar karena permintaan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah tetap tumbuh dan terdorong oleh kebijakan Bank Indonesia yang telah resmi memberlakukan relaksasi rasio kredit terhadap nilai agunan atau loan to value properti per 1 Agustus lalu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper